digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengetahuan akan keberadaan materi gelap, yang awalnya dikenal sebagai missing mass, pertama kali dikemukakan oleh Fritz Zwicky pada tahun 1933 melalui penelitiannya tentang estimasi massa dari gugus galaksi Coma. Sejak saat itu, astronom mulai mencari tahu mengenai distribusi materi gelap pada berbagai skala yang besar, dari skala galaksi, gugus galaksi, hingga alam semesta. Salah satu penelitian tentang estimasi materi gelap yang menarik banyak perhatian adalah distribusi materi gelap di galaksi spiral. Dalam Tugas Akhir ini, penulis mencoba mengestimasi distribusi materi gelap pada galaksi-galaksi spiral tipe Sb dan Sc dengan tiga buah metode dekomposisi massa, yaitu model kurva rotasi galaksi spiral untuk setiap komponen, metode dekomposisi massa berdasarkan kinematika piringan hingga radius optik (Ropt) (Persic dan Salucci, 1990), dan Universal Rotation Curve I (Persic, Salucci, dan Stel,1996). Hal lain yang penulis lakukan adalah membuat Universal Rotation Curve (URC) hingga 2Ropt dan radius virial (Rvir) berdasarkan Universal Rotation Curve II (Salucci et al., 2007). Hasil menunjukkan bahwa dalam proses dekomposisi massa, ketepatan nilai dari parameter skala panjang (RD) dan luminositas galaksi sangatlah penting. Untuk metode dekomposisi massa dengan model kurva rotasi, nilai RD akan menentukan bentuk model kurva rotasi yang dapat cocok dengan kurva rotasi dari hasil pengamatan. Hal ini juga sangat berpengaruh dalam perhitungan nilai slope kurva rotasi yang ditinjau pada Ropt dari metode dekomposisi massa berdasarkan kinematika piringan dan memiliki hubungan langsung terhadap distribusi materi gelap pada radius tersebut. Pada model URC I dan II, parameter luminositas dan massa virial (Mvir) akan menentukan profil URC dari sampel galaksi. Selain itu, kecepatan pada radius optik (Vopt) akan mempengaruhi amplitudo URC I dari galaksi yang ditinjau.