Bahaya geologi khususnya peristiwa likuifaksi saat gempabumi besar merupakan sesuatu yang dapat terjadi dan dapat menimbulkan kerusakan infrastruktur. Salah satu upaya mitigasi dalam kaitannya dengan bahaya likuifaksi adalah kajian fasies dan sifat fisik sedimen Kuarter di daerah Pesisir Kota Padang, Provinsi Sumatra Barat yang dilakukan dengan tujuan mendapatkan hubungan antara fasies dan karakteristik fisik sedimen Kuarter terhadap potensi likuifaksinya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi inti bor dan pola kurva CPTu untuk menentukan fasies yang berkembang, serta analisis laboratorium dan analisis potensi likuifaksi untuk mengetahui karakteristik fisik setiap fasies, yang dilanjutkan dengan metode tumpang susun antara peta terdampak likuifaksi oleh gempabumi Padang 30 september 2009 dengan hasil penelitian untuk proses perbandingan.
Berdasarkan asosiasi litologi, pengamatan pola kurva CPTu, analisis laboratorium, dan analisis potensi likuifaksi, terdapat tiga fasies yang berkembang di daerah penelitian dengan potensi likuifaksi yang berbeda. Fasies pasir fluvial disusun oleh pasir sedang sampai pasir sangat halus dan tanpa kehadiran fauna laut. Jenis sedimen yang berkembang di fasies pasir fluvial adalah GW, SP, dan SM dengan FC berkisar antara 7-37 %. Kurva CPTu fasies pasir fluvial memiliki pola tidak rata, simetris, dan menghalus ke atas dengan nilai Qc 1-20 MPa. Fasies ini memiliki N-SPT berkisar antara 2-15. Sementara itu, fasies pematang pantai disusun oleh pasir sangat kasar sampai pasir sangat halus dan mengandung pecahan cangkang fauna laut. Jenis sedimen yang berkembang di fasies pasir pematang pantai lebih bervariasi daripada fasies pasir fluvial, yaitu GW, SP, SW, dan SM dengan FC berkisar antara 0,1-36 %. Kurva CPTu fasies ini memiliki pola mengkasar ke atas dengan nilai Qc 2–25 MPa. Fasies pasir pematang pantai memiliki N-SPT yang lebih besar daripada fasies pasir fluvial, yaitu berkisar antara 4-25. Berbeda dengan kedua fasies tersebut di atas, Fasies lempung rawa disusun oleh lempung dan mengandung pecahan cangkang fauna laut. Jenis sedimen yang berkembang di fasies lempung rawa adalah OH dengan FC berkisar antara 65-85 %. Kurva CPTu fasies ini memiliki pola silindris dengan nilai Qc 0,5-4,5 MPa dan memiliki N-SPT berkisar antara 0-12. Secara umum fasies pasir fluvial memiliki potensi likuifaksi yang lebih besar daripada fasies pasir pematang pantai dan fasies lempung rawa, sedangkan fasies lempung rawa memiliki potensi likuifaksi yang paling kecil di antara fasies-fasies tersebut.