Lapangan Sangatta merupakan salah satu lapangan tua penghasil minyak di wilayah kerja PT.Pertamina EP. Sampai saat ini sudah memproduksikan sebesar 313 MMSTB dari stuktur antiklin Sangatta dengan produksi harian saat ini sebesar 1600 BOPD dari 80 sumur produksi dengan kedalaman objektif sampai dengan 1500 mbpl menembus FormasiBalikpapan dan pernah mencapai puncak produksi harian sebesar 9000 BOPD pada tahun 1990. Semakin menurunnya produksi di Lapangan Sangatta ini diakibatkan oleh tidak adanya aktifitas eksplorasi dalam sepuluh tahun terakhir dan tidak mengembangkan potensi zona dalam dari area Sangatta, pada tahun 2011 dilakukan pengeboran tiga sumur yang menembus zona dalam, Formasi Pulubalang, dan menemukan hidrokarbon berupa minyak dan gas.
Formasi Pulubalang diendapkan dalam lingkungan laut pada daerah transisi sampai dengan endapan lereng dan kemungkinan endapan turbidit. Pola sedimentasi Formasi Pulubalang sangat dipengaruhi oleh kondisi cekungan pada setiap waktunya dan dikontrol oleh adanya dua tinggian lokal di sebelah barat dan timur. Pada interval Formasi Pulubalang teridentifikasi tiga system track yaitu lowstand system track pada interval SB1- SB2, dan SB2-MFS, serta highstand system track pada interval MFS-SB3.
Kombinasi antara peta isochron dari setiap system track dan seismik atribut G-amplitudo menunjukkan pola sebaran pengendapan Formasi Pulubalang. Nilai G-amplitudo yang tinggi menunjukkan batupasir, sementara G-amplitudo rendah menunjukkan batulempung. Pada interval SB1-SB2 pengendapan berupa endapan pantai disebelah barat, endapan lereng dan endapan laut dalam makin kearah timur. Pada interval SB2-MFS2, pengendapan berupa endapan pantai, sand bar sampai endapan lereng. Pada interval MFS2-SB3 diendapkan pada kondisi upper delta plain sampai shoreface. Potensi perangkap stratigrafi teridentifikasi dari peta migrasi pada setiap carrier bed yang menunjukkan arah migrasi dari timur sebagai dalaman kearah barat sebagai tinggian yang berubah fasies dari batupasir menjadi batulempung, terbukti dari hasil tes beberapa sumur SLR-1, SD-1, dan TPH-1 yang menghasilkan minyak dan gas. Besar sumber daya yang dapat diperoleh dari interval Formasi Pulubalang ini adalah sebesar 46.47 MMSTB (OOIP)