Penelitian perkembangan cekungan dilakukan pada daerah Kofiau yang merupakan
bagian dari cekungan Salawati bagian barat dengan target interval penelitian dari umur
Ketidakselarasan Pliosen Tengah hingga sekarang. Endapan sedimen silisiklastik
Pliosen ini merupakan play baru sehingga perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk
mengetahui potensi hidrokarbonnya.
Pada umur Pliosen cekungan Salawati khususnya daerah Kofiau merupakan cekungan
divergent pull-apart transtensional sebagai akibat dari pergerakan patahan geser
mengiri Sorong yang secara episodik aktif sejak umur Miosen Akhir dan menjadi sangat
aktif pada umur Pliosen Tengah. Kegiatan tektonik ini menghasilkan perkembangan
cekungan yang diwarnai oleh beberapa fase restrukturisasi.
Kerangka sikuen stratigrafi dibagi berdasarkan batas stratigrafi sikuen seismik dan
informasi lingkungan pengendapan sumur diperoleh setidaknya tiga sikuen stratigrafi
dimana setiap sikuen ini memiliki ciri-ciri fasies seismik dan ketebalan yang berbeda
dari umur Ketidakselarasan Pliosen tengah 2.2 juta tahun sampai dengan sekarang.
Fase pertama perkembangan cekungan dari umur 2.2-1.9 juta tahun (Ketidakselarasan
Pliosen Tengah – Pliosen Akhir) memperlihatkan ketidakselasaran Pliosen Tengah
menjadi penanda awal pembentukan dan pembukaan ruang akomodasi serta awal
pengisian sedimentasi disebelah timur laut daerah penelitian dengan pasokan sedimen
dari arah barat daya. Hal ini dibuktikan dari adanya penebalan sedimen ke arah timur
laut dan indikasi potensi reservoir serta perangkap untuk play baru silisiklastik Pliosen.
Fase kedua dari umur 1.9-1.0 juta tahun (Pliosen Akhir – Pleistosen) memperlihatkan
pengisian ruang akomodasi dengan pasokan sedimen dari arah barat daya dan tenggara.
Pola sedimentasi pada fase ini menunjukkan penebalan sedimen di daerah Kofiau.
Fase ketiga dari umur 1.0 juta tahun (Pleistosen) sampai dengan sekarang
memperlihatkan perubahan di area ruang akomodasi Kofiau dari sebelumnya tebal
menjadi relatif tipis dan deposenter bergeser ke arah timur laut.