Salah satu metode pengobatan kanker yang banyak dikembangkan adalah metode hipertermia, yaitu metode pengobatan kanker dengan cara memanaskan jaringan
kanker hingga temperatur 44-45OC. Untuk mengoptimalisasi proses hipertermia, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai nanopartikel magnetik yang nantinya akan berperan penting di proses New Drug Delivery System. Nanopartikel magnetik memiliki karakteristik sebagai material superparamagnetik yang menjadikannya mudah untuk dihantarkan menuju sel kanker karena pada sel kanker akan terdapat banyak bakteri magnetotactic yang dapat menjadi penunjuk arah nanopartikel pada proses NDDS. Struktur permukaan nanopartikel yang aktif juga dapat meningkatkan
efektifitas penyerapan panas pada proses hipertermia. Pada penelitian ini dilakukan proses sintesis nanopartikel Nikel dengan penambahan sejumlah tertentu surfaktan CTAB dengan menggunakan metode reaksi kimia basah serta teknik reduksi logam. Pereduksian dilakukan oleh agen pereduktor hydrazine pada temperatur 80 ± 2OC dengan sistem waterbath. Tahapan sintesis yang dilakukan terdiri dari pencampuran bahan meliputi prekursor (padatan prekursor NiCl2.6H2O dan serbuk CTAB),zat reduktor, serta katalis sampai terbentuk presipitasi nanopartikel Nikel berwarna hitam dan reaksi berakhir ketika larutan sudah berubah menjadi bening dan menghasilkan gas nitrogen. Perbandingan konsentrasi Nikel dengan surfaktan CTAB yang digunakan antara lain (M Ni/CTAB) 1:1; 1:0.4; 1:0.3; 1:0.2 serta 1:0.1. Seluruh
konsentrasi CTAB yang digunakan berada di atas konsentrasi misel dari CTAB yaitu 0.001M. Sampel yang memiliki momen magnet tertinggi kemudian akan dienkapsulasi oleh kitosan untuk meningkatkan biokompabilitasnya terkait penggunaannya sebagai New Drug Delivery System. Hasil karakterisasi dengan X-Ray Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa seluruh sampel yang disintesis dengan menggunakan sistem waterbath menghasilkan fasa tunggal kristalin Nikel. Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan morfologi partikel Nikel yang berbeda antara lain nanosphere, irregular shape (nanoplate), nanostar, nanoflower serta microsphere dengan ukuran butir rata-rata yang dihasilkan paling kecil adalah 20nm dan paling besar adalah sekitar 6μm. Kurva histeresis yang dihasilkan oleh Vibrating Sample Magnetometer (VSM) juga menunjukkan bahwa seluruh sampel memiliki nilai koersivitas dan remanensi mendekati nol yang merupakan karakteristik dari material superparamagnetik. Telah berhasil juga dibuat nanopartikel Nikel yang disalut oleh kitosan dilihat dari adanya gugus fungsi utama kitosan pada sampel melalui Fourier Transform Infra-Red (FTIR). Hasil FTIR juga menunjukkan masih adanya CTAB yang tersisa di sampel. Terbentuknya nanopartikel magnetik nikel yang telah dienkapsulasi kitosan dengan ukuran puluhan nanometer serta memiliki karakteristik material superparamagnetik menjadikan material hasil sintesis ini sebagai material pendukung optimalisasi hipertermia.