digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Beberapa tahun belakangan ini beredar issue global mengenai lingkungan hidup dan sumber energi. Kedua topik tersebut saling berkaitan. Issue pertama; pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat menimbulkan efek membahayakan kesehatan manusia, hujan asam, efek rumah kaca, kerusakan lapisan ozon, dan lainnya. Issue ke dua; hingga saat ini kebutuhan bahan bakar di dunia terus meningkat, namun persediaan bahan bakar fossil di berbagai negara makin berkurang, sedangkan cadangan minyak dunia semakin menipis. Agar dapat keluar dari permasalahan tersebut di butuhkan suatu inovasi tertentu, di antaranya mencari bahan bakar alternatif sebagai substitusi bahan bakar mineral. Salah satu bahan bakar alternatif yang berpotensi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah bahan bakar nabati. Pure Plant Oils (PPO) (Minyak: Jarak pagar, Kelapa/Kopra, Kelapa sawit), merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar. PPO mempunyai beberapa kelebihan yaitu kandungan emisi gas buang HC dan CO rendah. Tetapi PPO ada kekurangannya, viskositas, nilai kalor, dan volatilitas-nya lebih rendah dari solar. Inilah yang menyebabkan pengabutan bahan bakar menjadi terhambat sehingga terjadi penurunan daya mesin dan timbul deposit yang merusak mesin. Untuk tesis ini, eksperimental di laksanakan di laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi ITB. Motor yang digunakan adalah motor diesel; putaran rendah, satu silinder, 6 HP, 650 rpm, volume 1.432 liter, sistem Injeksi Tidak Langsung. Untuk sistem pemanas bahan bakar, sebelumnya di kaji, di bandingkan, di analisis, alternatif pilihannya ada empat, ke empat tersebut adalah; Shirron brazed plate heat exchanger, Sistem Pendingin Motor, Gas Buang Motor, Change Over Valve (COV). Sebelumnya di lakukan pengujian yang berkaitan dengan pengaruh temperatur terhadap viskositas/densitas bahan bakar nabati (minyak; jarak pagar, kelapa/kopra dan kelapa sawit). Pengukuran-pengukuran yang di lakukan antara lain; Pengaruh luasan bidang pemanasan terhadap temperatur bahan bakar. Dengan menggunakan tiga jenis bahan bakar nabati, di ukur; Brake Mean Effective Pressure (BMEP) terhadap Brake Specific Fuel Consumption (BSFC), BMEP terhadap Brake Efficiency Thermal (BET). Dari hasil analisis diketahui bahwa temperatur pemanasan PPO, untuk masing-masing alternatif menghasilkan; Shirron brazed plate = 65.5 oC, Air pendingin mesin = 75 oC, Pipa gas buang mesin = 70 oC, Heater plug (COV) = 85 oC. Yang di pilih adalah model Heater plug (COV). Dalam pengujian di Lab, saluran pada Heater plug (COV) dengan kedalaman 64 mm adalah yang paling tinggi kemampuan memanaskan PPOnya. BSFC yang di hasilkan relatif rendah, ini mengindikasikan performa motor lebih ekonomis. Kelebihan menggunakan Heater plug (COV) adalah; komponennya mudah didapat, bisa di buat sendiri atau cukup di bengkel kecil.