digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pertumbuhan ekonomi Indonesia membuat beberapa industri mengalami kondisi perebutan karyawan kunci untuk mengejar pertumbuhan bisnisnya, salah satunya dealership mobil.. Fenomena ini membuat konsep employee engagement menjadi penting untuk dipelajari, karena dari studi empirisnya konsep ini berpengaruh terhadap turunnya tingkat turnover karyawan. jika konsep ingin diprediksi sejak awal masa kerja karyawan, maka kepribadian dapat dipakai untuk prediktor, namun hasil penelitian sebelumnya menunjukkan pengaruh variabel ini lemah, karena itu diduga pengaruhnya dimediasi oleh variabel lain, yaitu kecocokan individu dan pekerjaan (PJ fit). Dengan demikian, ditambahkan pula variabel karakteristik kerja sebagai prediktor dari tingkat engagement karyawan. Pendekatan penelitian menggunakan positivis metode survey. Model konseptual yang disusun diuji dalam studi kasus dengan populasi karyawan dealer mobil di Jabodetabek dan Kota Bandung. Sampel penelitian sejumlah 87 responden. Data diolah dengan bantuan software Microsoft Office dan SPSS versi 17, dan hipotesis diuji dengan teknik analisis jalur. Variabel kepribadian diukur menggunakan model Five Factor Model. Karakteristik kerja menggunakan Job Characteristic Model, dan tingkat engagement karyawan menggunakan Utrecht Work Engagement Survey. Hasil dari penelitian ini adalah dimensi kepribadian Conscientiousness (nilai Beta = 0,223) secara statistik signifikan mempengaruhi tingkat engagement karyawan. Variabel karakteristik kerja (nilai Beta = 0,445) dan kecocokan individu dan pekerjaan (nilai Beta = 0,330) berkontribusi signifikan terhadap tingkat engagement karyawan. Variabel penelitian yang berpengaruh signifikan terhadap PJ fit adalah karakteristik kerja (nilai Beta = 0,357),, Neuroticism ((nilai Beta = - 0,258) dan Openness to Experience (nilai Beta = 0,206). Implikasi dari penelitian ini adalah kepribadian ternyata bukan prediktor yang baik dari tingkat engagement karyawan. Dengan demikian tantangan manajemen bukanlah mencari karyawan yang memiliki kecenderungan engage atau tidak, tetapi bagaimana menciptakan kondisi yang membuat tingkat engagement karyawan yang tinggi. Hal yang bisa dilakukan adalah menciptakan kondisi lingkungan kerja dengan komunikasi yang baik, transparan dan menumbuhkan rasa saling percaya, target pekerjaan yang jelas dan manajemen kinerja yang baik dan mudah dipahami.