digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Proses pembentukan Kota Lama Tangerang dimulai dari berdirinya kampung etnis China tiga abad silam. Setelah kemerdekaan Indonesia, kota ini berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa. Oleh karena faktor sosial ekonomi dan administrasi yang kurang baik, seperti tidak terarahnya pembangunan kota, tekanan ekonomi, tekanan politik dan pembangunan kota baru sekitar wilayah Tangerang, sehingga kawasan kota lama ini mengalami degradasi vitalitas. Hal ini terlihat dari menurunnya kegiatan ekonomi, bangunan yang tidak terawat, perubahan fungsi dan fasade bangunan pecinan menjadi sarang walet, kios-kios toko yang kosong dan timbulnya perkampungan kumuh dalam kawasan kota lama.Persoalan utama dalam upaya revitalisasi adalah belum adanya prinsip-prinsip perancangan kawasan bagi Kota Lama Tangerang. Untuk itulah perlu dirumuskan prinsip perancangan revitalisasi kawasan yang merupakan tujuan dari studi ini, agar kawasan Kota Lama Tangerang meningkat vitalitasnya. Adapun metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif analitis, baik dengan metode kualitatif maupun kuantitatif untuk menilai vitalitas ekonomi dan non ekonomi yang meliputi vitalitas fisik dan vitalitas sosial-budaya. Selain itu diteliti penyebab penurunan vitalitas secara internal maupun eksternal dan upaya menghidupkan kembali kawasan sebagai pertimbangan dalam revitalisasi. Kajian aspirasi stakeholders dan komitmen pemerintah, swasta dan masyarakat juga dilakukan. Selanjutnya semua aspek tersebut diformulasikan dalam analisis SWOT untuk mendapatkan strategi revitalisasi yang menjadi arahan dalam merumuskan prinsip perancangan revitalisasi Kota Lama Tangerang.Produk akhir dari studi ini menghasilkan matriks prinsip-prinsip perancangan revitalisasi yang sesuai dengan karakter masing-masing sub kawasan yang terbagi dalam tiga sub kawasan.