digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telah dilakukan analisis suku sumber pada reaktor cepat tanpa penggantian bahan bakar selama 15 tahun SPINNOR 20 MWe. Lingkup pengkajian meliputi perhitungan sel, distribusi fluks, distribusi daya, aktivitas, toksisitas, dan perkiraan dosis. Reaktor beroperasi pada kerapatan daya 187 watt/cm3 dan probabilitas terjadi kecelakaan karena kegagalan desain mendekati nol. Resiko terjadinya LOCA lebih kecil daripada reaktor PWR karena bertekanan rendah, berpendingin Pb-Bi yang membeku pada suhu kamar sehingga dapat mencegah pelepasan nuklida lebih lanjut selama kecelakaan hipotetik terjadi, desain dilengkapi dengan sistem keselamatan pasif secara inheren untuk menghadapi unprotected transient over power accident (UTOP) dan unprotected loss of flow accident (ULOF), tanpa scram. Dalam skenario kecelakaan hipotetik, terdapat tindakan sabotase perusakan vessel reaktor dan teras meleleh setelah terjadi kecelakaan hilangnya bahan pendingin. Kecuali gas mulia dan elemen iodium, seluruh nuklida terkungkung dalam kontainmen. Core inventory factor di akhir siklus sebesar 3,69E+9 Ci/MWth. Besar suku sumber di dalam pengungkung pada saat 1,8 jam setelah kecelakaan untuk grup Gas mulia 2,38E+09 Ci, grup Halogen 5,12E+08 Ci, grup Logam alkali 3,04E+08 Ci, grup Tellerium 3,99E+07 Ci, grup BaSr 6,80E+07 Ci, grup Logam mulia 2,91E+06 Ci, grup Lanthanide 1,72E+06 Ci, grup Cerium 8,12E+07 Ci. Waktu kliren terlama Np-237 selama 16,500 tahun dan toksisitas tertinggi Xe-138 sebesar 7,38E+19. Suku sumber dipergunakan untuk memperkirakan dosis. Dosis kelenjar gondok di EPZ dan LPZ sebesar 0,89 rem dan 0,055 rem dibawah batas dosis reaktor PWR yaitu 180 rem dan 130 rem. Dosis seluruh tubuh di EPZ dan LPZ sebesar 0,00132 rem dan 0,000269 rem dibawah batas dosis reaktor PWR sebesar 9,74 rem dan 8,54 rem. Sehingga reaktor SPINNOR dapat memenuhi persyaratan keselamatan.