digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Hidrofobik merupakan fenomena permukaan yang tidak terbasahi oleh air. Permukaan hidrofobik memiliki potensi kegunaan di berbagai bidang, salah satunya adalah pemanfaatan lapisan hidrofobik pada material kaca. Penggunan kaca yang paling umum adalah pada bangunan, untuk meneruskan sumber cahaya alami ke dalam bangunan. Dengan lapisan hidrofobik, kaca akan memiliki beberapa sifat yaitu seperti anti-dirt, anti-fog, anti-jamur, dan waterproof. Pembuatan permukaan hidrofobik membutuhkan permukaan kasar skala mikro-nano dan adesifitas yang rendah. Pada penelitian ini, penurunan adesifitas substrat dicapai dengan merendam substrat/sampel pada asam stearat dengan variasi konsentrasi larutan. Proses etsa dengan menggunakan HF, dilakukan untuk mendapatkan permukaan substrat yang kasar, dengan variasi waktu perendaman pada HF. Pendeposisian lapisan silika dilakukan dengan metode penyemprotan dari larutan prekursor methyltrimethoxysilane (MTMS), dengan variasi temperatur substrat pada saat pendeposisian. Nilai variabel terbaik dari setiap siklus, kemudian dikombinasikan dengan nilai variabel terbaik dari siklus yang lain, untuk didapat sifat hidrofobik yang tepat untuk kaca. Karakterisasi sampel menggunakan scanning electron microscope (SEM), energy dispersion spectroscopy (EDS), spektrofotometer UV-Vis, dan analisis visual. Modifikasi permukaan kaca melalui proses etsa dengan HF tidak memberikan hasil yang baik. Nilai-nilai terbaik didapat untuk ketiga parameter yang ditentukan, 0,05 M untuk konsentrasi asam stearat, 1 detik untuk waktu perendaman pada HF, dan 65oC untuk temperatur substrat pada saat pendeposisian lapisan silika. Sementara itu nilai sudut kontak, transmitansi, histeresis, dan sudut geser terbaik berturut-turut adalah 110,1o, transmitansi 69,1 %, histeresis 26o dan sudut geser 20o, yang didapat dari memodifikasi substrat dengan MTMS/Asam Stearat 0,05 M.