digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Lapangan Garuda terletak di blok Jawa Barat yang dioperasikan oleh PT Pertamina EP dan telah menghasilkan minyak dan gas dari reservoir batuan karbonat pre rift. Lapangan Garuda ini terdiri dari 11 sumur dan beberapa sumur diantaranya telah diproduksikan pada reservoir batuan karbonat pre rift dengan laju minyak rata-rata 1000 bopd dan laju gas sebesar 5.5 Mmscfd. Hasil pemboran beberapa sumur menunjukkan bahwa penyebaran reservoir karbonat pre rift adalah terbatas karena onlapping ke arah utara pada batuan dasar sumur GRD-11 dan onlapping ke arah timur pada batuan dasar sumur GRD-06. Berdasarkan overlay antara peta puncak struktur kedalaman dan isopah reservoir karbonat pre rift menunjukkan trap yang berkembang pada Lapangan Garuda merupakan suatu bentuk monoklin ke arah barat daya sehingga dapat disimpulkan bahwa trap pada reservoir batuan karbonat pre rift merupakan suatu trap stratigrafi. Berdasarkan peta penyebaran dan isopah reservoir batuan karbonat pre rift di Lapangan Garuda masih menunjukkan adanya potensi hidrokarbon pada reservoir karbonat pre rift yang cukup besar yang belum terambil, namun kendala utama adalah mengetahui jenis dan distribusi porositas yang ada pada reservoir batuan karbonat pre rift tersebut, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengetahui jenis porositas pada reservoir batuan karbonat pre rift maka dilakukan analisis core, analisis petrografi, analisis data FMI serta perhitungan petrofisika sehingga dapat diketahui bahwa reservoir karbonat pre rift mempunyai porositas ganda yaitu porositas matriks-vuggy dan porositas rekahan. Porositas matriks-vuggy ini terbentuk ketika batuan karbonat pre rift mengalami uplift dan ekspose ke permukaan sehingga terjadi proses diagenesa yang menyebabkan leaching dan dissolution sehingga terbentuk porositas vuggy dan porositas sekunder jenis channel-pelarutan. Porositas fracture yang terbentuk diakibatkan oleh pengaruh dari peristiwa tektonik yang terjadi di daerah penelitian. Peristiwa tektonik yang terjadi sejak peristiwa rifting Oligosen awal sampai compression Plio-Pleistosen akan mempengaruhi proses pembentukan sesar pada daerah penelitian dan sesar yang terjadi akan mempengaruhi pembentukan rekahan terbuka pada reservoir batuan karbonat pre rift. Berdasarkan data analisis struktur dari data FMI dapat disimpulkan bahwa pola rekahan yang ada terjadi akibat dari sesar dan mempunyai mempunyai arah relatif Utara – Selatan (NNE – SSW). Pola arah rekahan terbuka ini sejajar arah gaya gaya utama (Hmax) dan sejajar dengan arah-arah sesar yang ada pada daerah penelitian.