digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2010 TA PP FIRMAN 1-COVER.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-BAB 1.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-BAB 2.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-BAB 3.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-BAB 4.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-BAB 5.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

2010 TA PP FIRMAN 1-PUSTAKA.pdf
PUBLIC Ena Sukmana

Operasi sistem perpipaan pada temperatur yang sangat rendah memerlukan pertimbangan khusus semenjak proses desain karena memungkinkan terjadinya kegagalan patah getas. Ciri utama kegagalan patah getas adalah kegagalan yang terjadi sangat cepat (biasanya tanpa peringatan) dan dapat menimbulkan bukaan besar atau kehancuran total padahal beban operasi masih di bawah beban desain. Untuk menentukan apakah komponen masih layak dioperasikan atau tidak, perlu dilakukan suatu langkah evaluasi yang disebut fitness for service. Dalam tugas sarjana ini, dilakukan studi dan analisis fitness for service pada piping yang cenderung dapat mengalami patah getas berdasarkan API 579 Part 3 (assessment of existing equipment for brittle fracture). Analisis FFS dilakukan pada pipa-pipa refrigerant propana di unit 051, train 1, Tangguh LNG, Papua. Untuk mempermudah dan mempercepat analisis, dikembangkan program bantu perhitungan pada piping berdasarkan kriteria assessment level 1 dan level 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan asessment level 1, tidak ada pipa yang memenuhi kriteria. Pipa dengan spesifikasi material A671-CC60-22 EFW Impact tested, sebagian besar tidak memenuhi kriteria assessment level 2 metode A - opsi A (tekanan operasi dan temperatur di dalam wilayah aman - impact test exemption curve) namun kriteria assessment level 2 metode A - opsi B (hasil uji impak) terpenuhi. Pipa dengan spesifikasi material A333-6 Seamless sebagian besar memenuhi kriteria assessment level 2 metode A opsi A kecuali pada pipa dengan line class 3CA1J NPS 14 – 26 dan 1CA1J pada segmen 1051 dan 1151. Prosedur level 2 metode B (hasil hidrotes) tidak dapat diterapkan. Sedangkan berdasarkan analisis level 2 metode C (material, kondisi operasi dan lingkungan, pengalaman) semua pipa aman dan terbebas dari kemungkinan patah getas.