digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Yudha Cahyanindra
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Kegagalan pipa yang didominasi dengan retakan dan kebocoran pipa telah terjadi pada jalur pipa gas dari Teras menuju Prabumulih Barat yang berada di Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 2019, telah terjadi total empat kali kebocoran akibat retakan pada jalur pipa tersebut yang membutuhkan perbaikan awal berupa pemasangan klem pipa maupun penyisipan pipa. Oleh sebab itu, analisis kegagalan pada sistem perpipaan dilakukan untuk mengetahui penyebab kegagagalan dengan menggunakan metode fault tree analysis (FTA). Dalam studi kasus ini akan dilakukan beberapa analisis untuk mengetahui kedalaman dan panjang retakan yang masih diperbolehkan. Studi parametrik dilakukan dengan mengalisis kedalaman dan panjang retakan maksimum yang diperbolehkan dengan kedalaman retakan yang bervariasi dari 1 mm hingga 5 mm. Metode studi parametrik yang digunakan yaitu metode penilaian fitness-for-service (FFS) berdasarkan prosedur penilaian level 3 dari standar API 579-1 Part 7 dan 9 dengan memodelkan retak dengan bentuk semi eliptis pada permukaan luar pipa. Hasil analisis kegagalan menyimpulkan bahwa penyebab kegagalan adalah hydrogen induced cracking (HIC) yang dipicu oleh beda potensial proteksi katodik yang melebihi standar serta dugaan penurunan tanah di sekitar pipa. Hasil studi parametrik menemukan kedalaman retak maksimum dengan panjang retak terukur 200 mm yang masih diizinkan beroperasi dengan aman adalah 3,4 mm. Selain itu, panjang retakan yang diizinkan pada variasi kedalaman juga telah ditentukan dengan memparametrikkan simulasi numerik menggunakan perangkat lunak ANSYS.