Acknowledgement.pdf]
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Chapter I Introduction.pdf)u
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Chapter II Literature Review.pdf)u
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Chapter III Data and Application Program.pdf)u
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Chapter IV Analysis.pdf)u
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Chapter V Conclusion and Recommendation.pdf]
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Guideline.pdf]
Terbatas D. Budina
» ITB
Terbatas D. Budina
» ITB
Minyak tetap menjadi sumber bahan bakar yang paling sering digunakan secara
global selama 20 tahun mendatang. Sistem perpipaan digunakan untuk
mentransportasikan minyak yang akan mengalami degradasi setelah beberapa tahun
beroperasi. Salah satu degradasi yang umum terjadi di pipa adalah cacat retak yang
terjadi di permukaan dengan bentuk semi-eliptikal. Suatu asesmen yang disebut
Fitness For Service (FFS) berdasarkan Standard API 579 dilakukan untuk
menentukan apakah cacat retak masih dapat diterima untuk beroperasi lebih lanjut
atau tidak. Tesis ini bertujuan untuk melakukan suatu studi analitik dan numerik
berkaitan dengan cacat retak pada permukaan yang memiliki bentuk semi-eliptikal
pada suatu pipa proses sebagai studi kasus dan menentukan apakah sistem
perpipaan selamat atau tidak. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan
perhitungan analitik berdasarkan Standard API 579 Bab 9 dan simulasi numerik
dengan ANSYS sebagai perangkat lunak metode elemen hingga. Suatu program
bantu dikembangkan untuk menyederhanakan perhitungan dan analisis cacat retak
pada pipa. Variasi parameter dimensi cacat retak juga dilakukan untuk mencari
kedalaman dan panjang retak yang diizinkan agar sistem perpipaan dapat tetap
beroperasi berdasarkan API 579.
Studi kasus menganalisis sebuah cacat retak semi-eliptikal pada permukaan pipa di
suatu stasiun pengumpul minyak. Sistem perpipaan dengan kondisi tekanan desain
internal 220 psi dan temperatur desain 150
iii
0
F memiliki cacat retak dengan
kedalaman retak 0.12 in dan panjang retak 4 in. Lokasi cacat retak terdapat pada
daerah sambungan las pipa lurus dengan material pipa SA106 Grade B yang jauh
dari diskontinuitas struktural. Penilaian FFS Level 1, 2 dan 3 berdasarkan Standard
API 579 dilakukan untuk menentukan apakah sistem perpipaan masih dapat lanjut
beroperasi atau tidak. Hasil analisis FFS untuk studi kasus menunjukkan bahwa
sistem perpipaan dengan cacat retak dan kondisi pembebanan terkait tidak dapat
diterima atau gagal untuk lanjut beroperasi dengan modus kegagalan retak tak
stabil.
Penulis mengembangkan suatu program bantu untuk menyederhanakan analisis dan
simulasi retak dengan menggunakan Microsoft Excel. Program aplikasi ini dapat
menganalisis cacat retak berbentuk semi-eliptikal di permukaan dalam atau luar
pipa dengan beban tekanan dalam pipa dan beban tegangan sisa. Program ini juga
dapat menganalisis cacat retak dengan orientasi longitudinal atau sirkumferensial,
las pipa longitudinal atau vertikal, dan lokasi retak di logam induk atau daerah
lasan. Selanjutnya, program ini digunakan untuk menentukan ukuran kedalaman
dan panjang retak berdasarkan data studi kasus yang diizinkan agar sistem
perpipaan dapat tetap beroperasi. Hasil dari analisis variasi kedalaman dan panjang
retak menyimpulkan bahwa kedalaman retak yang diizinkan adalah 0.085 in dengan
panjang retak konstan 4 in, sedangkan panjang retak yang diizinkan adalah 1.5 in
dengan kedalaman retak konstan 0.12 in.
Metode simulasi numerik dengan menggunakan perangkat lunak ANSYS
dilakukan untuk verifikasi dan perbandingan pada tesis ini. Metode elemen hingga
untuk menghitung faktor intensitas tegangan akibat beban primer berupa tekanan
desain internal pipa dilakukan untuk cacat retak semi-eliptikal. Hasil analisis dan
simulasi retak untuk studi kasus menunjukkan bahwa faktor intensitas tegangan
yang didapat berdasarkan simulasi numerik sebesar 7.386 psi?in, sedangkan secara
analitik dengan menggunakan API 579 sebesar 7.416 psi?in atau perbedaan nilai
sebesar 0,4%. Faktor intensitas tegangan yang didapat berdasarkan simulasi
numerik dengan analitik memiliki perbedaan nilai kurang dari 5,5% untuk variasi
kedalaman cacat retak dan 2,4% untuk variasi panjang cacat retak. Hasil ini
menunjukkan bahwa faktor intensitas tegangan yang didapat berdasarkan simulasi
numerik dengan analitik akurat. Kedua nilai faktor intensitas tegangan dapat
digunakan untuk diplot ke Diagram Asesmen Kegagalan untuk menentukan apakah
sistem perpipaan dapat lanjut beroperasi atau tidak.
Hasil analisis menyimpulkan bahwa pipa studi kasus tidak dapat lanjut untuk
dioperasikan sehingga harus diperbaiki atau diganti. Hasil analisis variasi dimensi
retak juga menyimpulkan bahwa semakin dalam dan panjang suatu cacat retak,
maka pipa semakin cenderung tidak dapat lanjut beroperasi. Tesis ini berguna untuk
memberikan contoh analisis retak pada pipa dengan analitik dan numerik secara
komprehensif sebagai panduan untuk pekerjaan terkait di masa depan. Tesis ini
menghasilkan suatu program aplikasi yang membantu analisis dan perhitungan
cacat retak semi-eliptikal dengan tekanan desain internal pipa sebagai beban primer.
Program aplikasi ini akan sangat membantu insinyur dalam pekerjaan di bidang
teknik untuk melakukan analisis cacat retak pada pipa di lapangan secara efisien
dan akurat.