Pembangunan pembangkit listrik merupakan hal yang krusial di era di mana energi merupakan suatu kebutuhan yang sama sekali tidak terelakkan dalam kehidupan peradaban modern. Keterbatasan sumber daya alam menjadi pemacu utama pembangunan pembangkit dengan efisiensi tinggi. Kemajuan teknologi berhasil meningkatkan efisiensi pembangkit berbahan bakar gas dengan mengutilisasi gas buangannya untuk menguapkan fluida bergerak, sehingga terdapat dua buah siklus termodinamika dalam satu buah unit pembangkit. Pembangkit listrik ini disebut Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap. Rumitnya sistem yang dimiliki oleh Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap, serta kendala-kendala seperti keterbatasan lahan, membuat proyek pembangunan beberapa blok Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap menjadi cukup sulit. Pemahaman akan manajemen proyek sistem ketenagalistrikan menjadi suatu hal yang harus dimiliki agar pembangunannya dapat berlangsung secara efektif dan efisien dengan segala keterbatasan yang ada. Metode manajemen yang dipergunakan adalah Critical Path Analysis Method. Metode ini merupakan metode dengan model jaringan sebagai representasi grafik dari keterpautan antara tiap aktivitas pembangunan pada jenjang waktu keberlangsungan proyek tersebut.
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Multi Blok pada area kerja terbatas memiliki kendala tersendiri pada metode pembangunannya. Pemahaman akan kendala-kendala tersebut menurunkan beberapa metode pembangunan yang berbeda. Skenario-skenario yang terbentuk dari metode pembangunan yang berbeda tersebut akan memiliki konsekuensi yang tentunya juga akan berbeda dalam pemenuhan aspek-aspek mendasar dari pengerjaan suatu proyek, seperti efisiensi waktu, biaya, dengan efektivitas proses, menjaga rendahnya resiko dan tingginya kualitas.
Analisis dari metode ini akan dilakukan dengan merujuk pada beberapa skenario pembangunan yang ada. Perincian detail dari tiap skenario akan dibandingkan dalam parameter-parameter kunci seperti waktu, biaya, dan resiko, dengan mempertimbangkan bahwa kualitas dan efektivitas dijaga baik, kecuali probabilitas dari interkorelasi parameter tersebut menunjukkan suatu implikasi yang berbeda.