digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kerusakan pompa injeksi di Indonesia telah terjadi sejak tahun 2006. Kerusakan awal terjadi di daerah Riau. Akan tetapi, pada kurun waktu Juli – Agustus 2010, terjadi banyak kasus kerusakan pompa injeksi mobil berbahan bakar bensin dengan jumlah kasus lebih dari 3000. Rata-rata kasus tersebut terjadi pada kendaraan yang beroperasi di wilayah pantai utara pulau Jawa. Kerusakan yang terjadi bukan hanya pada kendaraan umum, tapi terjadi juga pada kendaraan pribadi dengan berbagai merek dan jenis kendaraan. Bahkan sejumlah armada taksi di Jakarta mengalami kerusakan secara bersamaan sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit. Kualitas bahan bakar diduga turut menentukan umur pakai pompa, karena itu perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan beberapa bahan bakar dengan kualitas berbeda. Studi literatur menunjukkan adanya korelasi kompatibilitas bahan bakar dengan material komponen bearing pompa. Untuk melakukan validasi dugaan tersebut, perlu dibuat instalasi pengujian pompa bahan bakar injeksi dan melakukan pengujian pompa injeksi dengan menggunakan bahan bakar yang berbeda. Pompa injeksi yang digunakan dalam keadaan baru. Bahan bakar bensin yang digunakan berkualitas rendah tetapi ditambah aditif antioksidan dengan kadar tertentu. Hasil pengujian pompa injeksi memperlihat terjadinya penurunan kinerja pompa, bergantung kepada kualitas bahan bakar / kadar aditif yang ditambahkan. Dari studi literatur dan pengujian, dapat disimpulkan bahwa pada tekanan operasi yang sama, putaran poros pompa semakin menurun seiring dengan jam operasi pompa. Deposit yang terbentuk merupakan penyebab menurunnya putaran poros pompa bahan bakar. Penambahan aditif mampu meningkatkan kualitas bahan bakar sehingga memperlambat laju kerusakan pompa karena mampu menghambat laju pembentukan deposit.