digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cekungan Kutai merupakan salah satu cekungan sedimen yang secara ekonomis paling penting di Indonesia. Ini meliputi wilayah sekitar 60.000 km2 dan berisi sedimen Tersier hingga 14 km di bagian paling tebalnya. Cekungan ini adalah yang terbesar dan merupakan cekungan Tersier terdalam di Indonesia bagian barat. Kegiatan eksplorasi hidrokarbon di selat Makasar oleh Unocal tahun 1996 – 2005 melakukan pemboran pada lebih dari 100 sumur eksplorasi dengan kedalaman hingga 2000 dan 7500 m. Analisis biostratigrafi dilakukan pada semua sumur eksplorasi, tapi awalnya terdapat sedikit kendala untuk interpretasi seismik regional karena dijumpai pengendapulangan (reworking) yang umum sehingga menyulitkan dalam menentukan posisi pemunculan awal atau akhir datum untuk membuat interpretasi zonasi yang dapat dipercaya, resolusi zonasi yang ada tidak mencukupi untuk membedakan interval reservoir dan interval serpih laut dalam yang tebal sering terbukti hampir tidak mengandung mikrofosil penentu umur. Kegiatan lapangan dilaksanakan dengan melakukan pengamatan ringkas terhadap lintasan Sungai Kunjang serta pengambilan contoh batuan secara terpola dan/atau sistematik. Pengamatan terutama difokuskan pada pengamatan urutan kedudukan lapisan batuan, hubungan antar lapisan batuan, sifat fisik batuan dan aspek sedimentologi yang mencerminkan karakteristik fasies. Dari hasil kegiatan lapangan diperoleh data penampang stratigrafi dengan tebal mencapai 400 m dari singkapan batuan yang menerus dan diperoleh 120 contoh batuan sedimen. Selanjutnya dilakukan tahap analisis data meliputi analisis fasies dan asosiasi fasies, pembuatan biozonasi, dan analisis lingkungan pengendapan berdasarkan asosiasi kumpulan mikrofosil foraminifera bentonik untuk melakukan studi stratigrafi sikuen yang dikontrol oleh pendekatan biostratigrafi sikuen. Fosil foraminifera dalam studi biostratigrafi sikuen dari log stratigrafi sungai Kunjang sangat baik dalam penentuan biozonasi dan penentuan bidang genang maksimum (MFS), namun kurang lengkap dalam menentukan lingkungan pengendapan karena banyaknya pelarutan yang diakibatkan oleh tingginya tingkat keasaman di dasar cekungan serta tingginya tingkat sedimentasi. Penerapan fosil foraminifera dalam biostratigrafi sikuen digunakan sebagai kontrol dari stratigrafi sikuen untuk menghasilkan stratigrafi sikuen dengan resolusi tinggi.