TLS (Terrestrial Laser Scanning) telah menjadi teknologi terbaru yang menghasilkan model tiga dimensi dengan resolusi tinggi. Awalnya pemanfaatan TLS ini adalah untuk memodelkan objek, identifikasi, dan pelestarian situs sejarah saja. Namun dengan perkembangan teknologi yang diterapkan pada alat dan tahapan proses pasca pengukuran yang semakin sempurna, ketelitian identifikasi serta penyaringan (filtering) hasil pindaian dapat dimaksimalkan untuk kepentingan penelitian lain.Pemanfaatan TLS telah berkembang menjadi alat pemetaan topografi atau pemodelan objek alami dan buatan. Selain itu dengan memodelkan objek yang sama pada kala waktu (epok) berbeda, perubahan yang terjadi pada objek dapat direkam dan dihitung untuk kepentingan penelitian atau mitigasi efek perubahan yang dialami objek tersebut. Proses ini dikenal dengan studi deformasi yaitu proses pengukuran dan analisa fenomena perubahan terhadap objek alami (tanah longsor, deformasi gunungapi,erosi pesisir pantai, dan lain-lain) atau objek buatan (penurunan dan retakan permukaan bangunan
yang disebabkan oleh gaya luar yang mengenainya). Tugas akhir ini dibuat untuk membahas penggunaan TLS, terutama untuk studi deformasi alami berdasarkan studi yang pernah dilakukan dan dipublikasikan pada jurnal internasional. Ketelitian maksimal pengukuran TLS untuk pemantauan tanah longsor, aktifitas gunungapi dan erosi pesisir pantai adalah: ketelitian registrasi hingga 5.5 mm dan georeferensi hingga 12.5 mm.