Bata beton adalah jenis bata yang digunakan sebagai salah satu elemen bangunan dengan kebutuhan untuk menerima beban mekanik yang tinggi. Namun demikian, biaya pembangunan
dengan menggunakan bata beton lebih mahal jika dibandingkan dengan bata merah biasa. Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan kekuatan tekan bata beton minimal 2,5 MPa (B 25). Untuk mengatasi mahalnya biaya pembangunan, maka dalam penelitian ini dicari bahan penambah untuk mengurangi jumlah semen yang digunakan. Bahan penambah yang dipelajari dalam penelitian ini adalah trass dan CaCO3.
Dalam percobaan ini, dibuat beberapa sampel dari Semen Portland Komposit (PCC) yang menggunakan campuran trass atau CaCO3. Komposisi trass atau CaCO3 yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 10w/o, 20w/o, dan 30w/o terhadap jumlah semen. Proses curing yang dilakukan adalah dengan proses curing air selama 7, 14 dan 21 hari. Pengujian yang dilakukan dalam percobaan ini adalah dengan pengujian tekan sesuai standar ASTM C39 yang bertujuan untuk mengetahui kekuatan tekan bata beton dengan komposisi tertentu. Karakterisasi yang dilakukan dalam percobaan ini adalah metode karakterisasi XRD untuk mengetahui komposisi trass dan semen PCC pada bata beton.
Hasil dari penelitian ini adalah dengan semakin tinggi kadar trass yang ditambahkan, kekuatan beton semakin menurun dari 25,81 MPa (0w/o) hingga 7,94 MPa (30w/o). Pada penambahan CaCO3 dalam campuran semen, didapatkan grafik optimum pada komposisi 10w/o dengan kekuatan 7,46 MPa. Dari kedua campuran tersebut, kekuatan tekan masih minimum melebihi standar SNI B 25. Dengan demikian, kedua campuran tersebut dapat digunakan sebagai bahan komplementer untuk
semen sehingga jumlah semen yang digunakan dapat dikurangi dan biaya pembangunan dapat lebih efisien.