Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan sistem pembangkit listrik hibrida di Pulau
Derawan, yang terdiri dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD), dengan memanfaatkan energi terbarukan angin dari Pembangkit Listrik
Tenaga Bayu (PLTB) yang dapat mengurangi ketergantungan pada Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD). Simulasi prediksi potensi energi PLTB menggunakan data cuaca dari
Meteoblue menghasilkan estimasi yang lebih akurat dengan model Artificial Neural Network
(ANN), yang menunjukkan nilai RMSE training 0.3585, RMSE testing 0.3603, dan R² 0.9969.
Optimisasi Economic Dispatch pada sistem hibrida PLTD, PLTS, dan PLTB menunjukkan
penurunan biaya operasional dari IDR 9,922,710.91 per hari menjadi IDR 8,211,133.05 per
hari dengan PLTB beroperasi pada kapasitas maksimum. Selain itu, penambahan PLTB
mengurangi Biaya Pokok Penyediaan (BPP) dari IDR 6,190.92 menjadi IDR 1,722.35 per
kWh, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan mendukung pengurangan emisi
karbon. Penelitian ini menunjukkan bahwa integrasi PLTB dapat meningkatkan efisiensi biaya
dan keberlanjutan sistem pembangkit listrik hibrida di Pulau Derawan.