Sektor Lemajung, Kalan, Kalimantan Barat merupakan salah satu daerah tempat dijumpainya uranium. Mineralisasi U dijumpai berasosiasi dengan metabatulanau dan metapelit sekistosan, miring ± 70? ke utara relatif sejajar bidang skistositas. Guna meningkatkan status sumberdaya U di sektor ini, maka informasi tentang kualitas, dalam hal ini konsentrasi atau kadar mineralisasi uranium dalam batuan dan geometri tubuh mineralisasi mutlak diperlukan. Dalam eksplorasi mineral radioaktif, khususnya uranium, logging gross-count gamma ray merupakan metoda kuantitatif yang sederhana dan relatif cepat, di dalam menemukan dan mengevaluasi mineralisasi uranium. Sistem logging gross-count gamma ray memanfaatkan karakter U yang spesifik, sehingga dapat digunakan dalam mengidentifikasi keberadaan mineralisasi U yang ada dalam suatu batuan. Namun demikian studi tentang keterdapatan mineralisasi uranium berdasarkan log gross-count gamma ray ini masih jarang dilakukan dan hal inilah yang mendorong penulis untuk melakukan studi ini, dengan tujuan menentukan kualitas (kadar) mineralisasi uranium dalam batuan secara kuantitatif dan mengetahui geometri tubuh mineralisasi dengan mengintegrasikan hasil analisa log gross-count gamma ray dengan informasi geologi permukaan dan data inti bor. Dari hasil analisa log gross-count gamma ray didukung dengan hasil korelasi antar sumur pemboran, pembuatan peta kesamaan total ketebalan, penampang 3 dimensi dan kesamaan kadar, dapat diketahui bahwa mineralisasi U di sektor Lemajung ini berkembang sebagai kelompok urat atau breksi mineralisasi sebagai isian matrik breksi tektonik berasosiasi dengan mineral pirit dan pirhotit, secara individual memiliki kenampakan melensa dengan dimensi berkisar antara beberapa meter hingga beberapa puluh meter. Mineralisasi U sebagian besar berdiri sendiri dan sebagian lagi saling berhubungan atau berpotongan satu sama lain, dengan ketebalan maksimum 4,9 meter pada lubang bor LEML 33 mengisi bukaan unsur tektonik atau skistositas dalam metabatulanau dan metapelit skistosan dibatasi dengan batuan metapelit andalusit di bagian selatan dan metapelit bitotit di bagian utaranya yang bersifat masif dengan % eU3O8 tertinggi 0,0658 ? 557,97 ppm eU. Ada 3 faktor utama yang mengontrol terbentuknya mineralisasi U di sektor Lemajung yaitu: intrusi Granit Sukadana yang terjadi pada Kapur Akhir, tersedianya jalan bagi fluida magmatik pembawa U untuk mengalir dan berkembangnya porositas dan permeabilitas sekunder (frakturasi/breksiasi) dalam metabatulanau ataupun metapelit skistosan yang memungkinkan batuan ini bertindak sebagai batuan perangkap mineralisasi. Dengan % U3O8 tertingi 0,0658 ? 557,97 ppm eU kurang dari 1 % U maka, tipe mineralisasi U yang ada di sektor Lemajung ini dapat dikategorikan sebagai mineralisasi U berkadar rendah.