digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Semburan lumpur panas di Porong, Sidoarjo terjadi pertama kali pada tanggal 29 Mei 2006. Sudah 4 tahun berlalu namun lumpur panas tak kunjung berhenti meluap dari bawah permukaan bumi. Bencana ini menimbulkan berbagai dampak, baik yang terlihat secara fisik maupun tidak. Dampak yang terlihat secara fisik antara lain adanya genangan lumpur di atas permukaaan tanah, turunnya permukaan tanah, munculnya retakan dan bualan, serta pencemaran air dan udara. Sedangkan dampak yang tidak terlihat secara fisik antara lain meningkatnya pengangguran dan kriminalitas. Ketersediaan peta daerah terdampak sangatlah penting, untuk memperoleh informasi daerah mana saja yang terkena dampak akibat semburan lumpur panas Sidoarjo. Pada penelitian kali ini, peta daerah terdampak yang dibuat mencakup dampak perubahan lahan dan penurunan muka tanah. Identifikasi perubahan lahan dapat dilakukan dengan melakukan klasifikasi dari interpretasi citra satelit multitemporal. Sedangkan penurunan muka tanah dapat diukur dengan melakukan pengukuran GPS secara rutin setiap tahun untuk mendapatkan perubahan nilai penurunan tanah yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa perubahan lahan hanya terjadi pada wilayah yang terkena genangan lumpur panas serta penurunan muka tanah terjadi secara luas hingga radius beberapa kilometer dari pusat semburan.