Sektor manufaktur semakin berperan penting dalam masa mendatang, hal ini terlihat antara lain dari semakin meningkatnya sumbangannya terhadap PDB dari tahun ke tahun. Hal ini temyata diikuti pula oleh semaldn tingginya beban pencemaran udara yang disebabkan oleh aktifitas sektor manufaktur.
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pertumbuhan sektor manufaktur yang optimal sehingga beban pencemaran udara minimum dan mengukur perubahan sejumlah indek indikator struktur industri manufaktur.
Kerangka analitis yang digunakan adalah model input-output yang telah diupdating dengan menggunalcan metoda RAS selama PJPT II. Sasaran yang telah ditetapkan , yang meliputi tingkat pencapaian PDB; proporsi sumbangan sektor mannfaktur terhadap PDB, produktifitas tenaga kerja dan pemenuhan terhadap permintaan akhir, secara bersama-sama diselesaikan dengan usaha meminimalkan tingkat pencemaran udara yang ditimbulkan oleh sektor manufaktur. Sasaran tersebut diselesaikan secara serentak dengan menggunakan teknik goal programming dengan memberikan bobot prioritas yang sama.
Dari hasil simuiasi yang telah dilakukan selama masa PJPT II maka diperoleh kesimpulan bahwa laju pertumbuhan sektor manufaktur yang optimal adalah 7,2 % per tahun, struktur produksi bergeser ke arah sektor-sektor dengan intensitas pencemaran yang rendah. Juga didapatkan suatu kesimpulan bahwa sektor industri makanan, minuman dan tembakau (ISIC 31) dan sektor industri kimia dan barang-barang dari bahan kimia(ISIC 35) merupakan sektor pendukung bagi industri hilir. Sedangkan sektor industri tekstil, pakaian jadi dan kulit (ISIC 32) ,industri kertas dan barang cetakan (ISIC 34) dan industri logam dasar (ISIC 37) merupakan sektor yang mampu menggerakkan perkembangan industri hulu. Secara umum sektor (ISIC 35) merupakan sektor penggerak baik bagi sektor hulu maupun sektor hilir. Strategi pengembangan sektor industri manufaktur dapat didasarkan atas sejumlah kriteria, yaitu tingkat keterkaitan, penyerapan tenaga kerja, penciptaan nilai tambah dan intensitas pencemaran udara yang ditimbulkannya.