digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kondisi bisnis sektor telekomunikasi di Indonesia yang sedang mengalami masa perang tarif berakibat pada menurunnya harga saham semua emiten telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. Hal ini juga mendorong terciptanya persepsi bahwa pasar telekomunikasi Indonesia sedang dalam proses menuju maturity. Dan hal tersebut membuat nilai saham sektor telekomunikasi berkemungkinan tidak akan memberi nilai tambah di masa mendatang bagi investor.Dilakukan valuasi terhadap semua emiten sektor telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia dengan asumsi bahwa saat sekarang ini merupakan fase pasar telekomunikasi Indonesia mengalami kejenuhan, namun di dua hingga tiga tahun mendatang pasar tersebut akan kembali memasuki masa introduction kembali karena terdapat teknologi konvergensi yang membuat pasar kembali menggeliat. Hal itu juga berakibat besar pada nilai harga saham telekomunikasi yang akan di-leverage karena teknologi tersebut.Pada akhirnya nilai saham telekomunikasi di masa sekarang ini dinilai undervalued. Dan saham yang paling potensial untuk dibeli adalah saham TLKM dan ISAT yang mempunyai nilai perbedaan undervalued yang tinggi di masa sekarang dan nilai prakiraannya di masa mendatang. Saran bagi perusahaan telekomunikasi yang lain agar dapat meningkatkan value perusahaannya di masa mendatang adalah dengan membagi porsi CAPEX perusahaan tidak melulu hanya pada perluasan jaringan atau biaya marketing tapi juga merambah pada teknologi informasi.