Pada kondisi awal, gas kondensat biasanya berada dalam kondisi satu fasa, yaitu fasa gas. Produksi gas kondensat menyebabkan tekanan reservoir turun hingga di bawah tekanan embun (Dew Point Pressure). Pada saat tekanan di sekitar lubang sumur lebih kecil daripada Dew Point Pressure, maka akan terbentuk cairan kondensat yang menyebabkan terhambatnya laju alir gas karena kondensat memberikan efek skin tambahan dan mengurangi permeabilitas relatif terhadap gas. Untuk menentukan besarnya faktor perolehan reservoir gas kondensat pada saat plateau rate, ada beberapa parameter yang harus diperhatikan. Parameter-parameter tersebut diantaranya adalah komposisi gas kondensat itu sendiri, permeabilitas, dan tekanan awal reservoir. Komposisi berpengaruh terhadap faktor perolehan karena komposisi menentukan fasa aliran yang terjadi. Semakin besar fraksi ringan dalam gas kondensat maka faktor perolehan pada saat plateau rate akan semakin besar. Begitu juga dengan permeabilitas, nilai permeabilitas yang tinggi menyebabkan faktor perolehan pada saat plateau rate menjadi lebih besar. Disamping itu, tekanan juga berpengaruh terhadap besarnya faktor perolehan suatu reservoir gas kondensat. Tekanan awal reservoir yang besar akan memberikan faktor prolehan gas kondensat yang lebih besar pada saat plateau rate. Dengan demikian, dibutuhkan suatu korelasi untuk mengestimasi besarnya faktor perolehan gas kondensat berdasarkan parameter-parameter yang ada. Hal tersebut sangat membantu dalam mengestimasi faktor perolehan gas kondensat pada saat awal-awal reservoir tersebut ditemukan. Dengan menggunakan korelasi, maka tidak perlu dilakukan simulasi untuk estimasi awal besarnya faktor perolehan gas kondensat pada suatu reservoir pada saat plateau rate. Dalam studi ini, dengan menggunakan simulator compositional, dibuat suatu korelasi untuk mengestimasi besarnya faktor perolehan gas kondensat pada saat plateau rate sebagai fungsi dari komposisi, permeabilitas, initial pressure, dan laju alir gas.