Daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Timur. Geomorfologi daerah penelitian terdiri dari tiga satuan: satuan perbukitan vulkanik, satuan bukit intrusi dan satuan perbukitan karst. Bentuk lembah sungai
di daerah penelitian menyerupai bentukan “V” dengan sungai yang relatif lurus dan pola aliran sungai rektangular serta tipe genetik sungai dominan konsekuen. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari empat satuan batuan, dari tua ke muda yaitu: satuan batuan piroklastik (Oligosen Akhir-Miosen Awal) yang disetarakan dengan Formasi Mandalika, satuan intrusi andesit (Miosen Awal)yang disetarakan dengan Batuan Terobosan, satuan batugamping (Miosen Tengah) yang disetarakan dengan Formasi Wonosari dan satuan endapan aluvial(Resen) yang disetarakan dengan Endapan Aluvium (tidak terpetakan pada skala1:12500). Struktur geologi yang ditemukan di daerah penelitian terdiri dari tiga sesar mendatar menganan berarah baratlaut-tenggara dan empat sesar mendatar mengiri berarah timurlaut-baratdaya yang memotong satuan batugamping atau berumur lebih muda dari Miosen Tengah. Jurus dari lapisan batuan di daerah penelitan secara umum berarah barat-timur dengan kemiringan lapisan berarah ke selatan. Zona ubahan hidrotermal yang dijumpai di daerah penelitian adalah (1)zona kuarsa-alunit-pirofilit-diaspor, (2) zona kuarsa-kaolinit-illit-dikitmontmorilonit, (3) zona kuarsa-feldspar-aktinolit-epidot-klorit-kalsit, (4) zona kuarsa-serisit-pirit, dan (5) zona silisifikasi. Suhu himpuan mineral ubahan hidrotemal berkisar antara 140-320oC yang masih termasuk dalam suhu sistem epitermal. Tekstur vuggy silika, pola mineralisasi yang menyebar serta kehadiran mineral alunit, pirofilit, dikit dan diaspor menunjukkan bahwa ubahan di daerah penelitian tergolong ke dalam sistem epitermal sulfida tinggi. kehadiran feldspar sekunder, aktinolit, epidot, klorit dan kalsit, serta dijumpainya tekstur comb pada urat kuarsa menunjukan adanya perubahan menuju sistem epitermal sulfida
rendah.