digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Daerah penelitian terbagi dalam tiga satuan geomorfologi berdasarkan klasifikasi van Zuidam (1985), yaitu; Satuan Perbukitan Vulkanik, Satuan Perbukitan Lipatan, dan Satuan Dataran Rendah. Satuan batuan di daerah penelitian dibagi menjadi sembilan satuan litostratigrafi tak resmi, dari tua ke muda adalah sebagai berikut: Satuan Batugamping Bioklastik, Satuan Batulempung A, Satuan Batugamping Terumbu, Satuan Batulempung B, Satuan Breksi Vulkanik, Satuan Lava, Satuan Intrusi Andesit, Satuan Intrusi Liparite, dan Satuan Aluvial. Struktur yang berkembang di daerah penelitian terbagi dalam dua periode deformasi. Pada periode deformasi pertama (Plio-Pleistosen), terbentuk antiklin (NW-SE), sesar naik (NWSE), sesar-sesar turun (NE-SW), dan sesar-sesar geser mengiri (NE-SW). Periode deformasi kedua (pasca Pleistosen) menghasilkan struktur sesar turun (NE-SW). Fasies karbonat yang berkembang adalah fasies mudstone, fasies wackestone, fasies foraminifera packstone, fasies foraminifera grainstone, dan fasies corals boundstone. Terjadi dua fasa pembentukan batugamping di daerah penelitian. Fasa pertama terjadi Kala Miosen Tengah, batugamping bioklastik bagian dari Formasi Cibulakan Atas diendapkan, dikelompokan dalam Asosiasi Fasies Muddy Limestone dan Asosiasi Claystone, dengan model lingkungan pengendapan bertipe open shoal reef. Fasa kedua terjadi menjelang Kala Miosen Akhir, diendapkan batugamping Formasi Parigi. Batugamping Formasi Parigi terdiri atas batugamping bioklastik yang semakin ke atas berangsur berubah menjadi batugamping terumbu. Fasa kedua terdiri dari Asosiasi Fasies Wackestone-Packstone-Grainstone dan Asosiasi Fasies Boundstone, dengan lingkungan pengendapan bertipe fringing reef. Pengukuran scanline pada setiap fasies batugamping memperlihatkan beberapa orientasi yang berbeda dan hasil analisis menunjukkan bahwa rekahan tersebut dikontrol oleh struktur serta litologi. Dalam hal intensitas, rekahan terbanyak berkembang pada fasies grainstone.