Saat ini banyak metode yang telah dikembangkan untuk meningkatkan faktor perolehan minyak. Waterflooding umumnya digunakan sebagai secondary recovery setelah primary recover tidak lagi mampu memproduksikan minyak dari reservoir. Secara umum dengan metode waterflooding sekalipun masih banyak minyak yang tersisa pada reservoir karena adanya breakthrough serta karena tidak tersapu dengan baik. Untuk memproduksikan minyak yang tersisa ini diperlukan bahan kimia, thermal, atau injeksi gas. Salah satu metode injeksi kimia yang cukup terbukti dalam industri perminyakan adalah dengan injeksi surfaktan. Surfaktan dapat meningkatkan perolehan minyak dengan menurunkan tegangan antarmuka antara minyak dan air serta menurunkan tekanan kapiler. Metode injeksi surfaktan ini pada umumnya dikembangkan dengan pola tertentu, diantaranya dengan pola injeksi 5-Titik. Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan model fisik reservoir 3D yang berupa sandpack berukuran 15 cm x 15 cm x 2.5 cm yang berfungsi sebagai reservoir minyak buatan. Model reservoir ini sebelumnya telah diproduksikan dengan metode waterflooding serta injeksi surfaktan berpola 5-titik dengan total faktor perolehannya sebesar 51.65%. Kemudian dilakukan penambahan dua sumur produksi dengan membuka 2 sumur cadangan yang sebelumnya ditutup, sedangkan sumur produksi sebelumnya ditutup, lalu dilakukan injeksi surfaktan lanjutan. Perolehan minyak yang dihasilkan menunjukkan bahwa makin cepat dan tinggi konsentrasi surfaktan yang diinjeksikan makin besar perolehan minyak yang didapat. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh penambahan sumur produksi dan injeksi surfaktan pada faktor perolehan.