digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sagu yang memiliki sumber karbohidrat yang cukup besar dapat digunakan sebagai bahan pangan alternatif. Untuk memperoleh kualitas produk yang diinginkan, karakteristik pati sagu dapat dimodifikasi. Metode modifikasi pati yang digunakan dalam penelitian ini adalah asetilasi dan cross-linking. Prinsip kedua modifikasi ini hampir sama, yaitu mensubstitusi gugus hidroksil pada pati; substitusi dengan gugus asetil pada asetilasi dan substitusi dengan gugus fosfat pada cross-linking. Tujuan dari penelitian ini adalah membandingkan karakteristik pati sagu (solubility, swelling power, freeze-thaw stability, dan paste clarity) yang telah dimodifikasi secara asetilasi dan cross-linking pada berbagai variasi waktu reaksi serta terhadap pati yang tidak dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik swelling power, solubility, dan freeze-thaw stability dari pati sagu yang mengalami modifikasi secara asetilasi cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan pati sagu yang mengalami modifikasi secara cross-linking maupun pati sagu yang tidak mengalami modifikasi. Karakteristik pati sagu mengalami peningkatan dari 8,3245 g/g menjadi 38,6066 g/g untuk swelling power dan 14,3467% menjadi 33,1876% untuk solubilty. Karakteristik freeze-thaw stability juga mengalami peningkatan yang ditunjukkan oleh semakin sedikitnya jumlah air yang terpisahkan yaitu dari 16,7399 menjadi 1,3847%. Peningkatan ini sebanding dengan kenaikan harga derajat substitusi (DS) untuk masing-masing modifikasi. Untuk karakteristik paste clarity, pati sagu yang tidak mengalami modifikasi menunjukkan karakteristik yang lebih baik dibandingkan pati yang telah mengalami modifikasi; absorbansi untuk pati sagu non-modifikasi adalah 0,142, untuk asetilasi adalah 0,483, dan untuk crosslinking adalah 0,334.