Lapangan Jodipati terletak di Blok Lepas Pantai Jawa Barat (Offshore North West
Java) atau biasa disebut Blok ONWJ yang dioperasikan BP Indonesia, telah
menghasilkan minyak dan gas dari Formasi Cibulakan atau biasa dikenal sebagai
Main dan Massive (Cibulakan Atas) dan Baturaja. Lapangan Jodipati ini terdiri
dari lapangan Jodipati Utara, Jodipati Tengah dan Jodipati Selatan, namun
Formasi Baturaja sampai saat ini hanya terbukti mengasilkan hidrokarbon di
lapangan Jodipati bagian selatan (Jodipati B) yaitu terbukti menghasilkan
hidrokarbon dari Formasi Baturaja dengan produksi kumulatif 9.5 MMBO dan
gas 8.4 BCFG, sedangkan di Lapangan Jodipati Tengah serta Jodipati Utara
formasi ini belum terbukti menghasilkan hidrokarbon, dari hasil pemboran
menunjukkan adanya karakter reservoar yang kurang bagus di daerah ini selain
Jodipati B.
Hasil pemboran beberapa sumur menunjukkan bahwa penyebaran reservoar
secara lateral sangat susah diprediksi, sebagai contoh pada sumur Jodipati-4 dan
Jodipati H-3 yang hanya berjarak 300 m menunjukkan perbedaan reservoar yang
sangat signifikan, hal ini yang menjadikan problem utama dalam pengembangan
sumur dengan target Formasi Baturaja di daerah Jodipati khususnya dan Blok
ONWJ pada umumnya. Berdasarkan peta struktur Puncak Baturaja dan peta
penyebaran batuan terumbu menunjukkan adanya potensi yang cukup besar yang
ii
belum terambil, namun kendala utama adalah mengetahui distribusi reservoar
batuan karbonat tersebut, sehingga hal ini menjadi tantangan tersendiri.
Untuk menyelesaikan masalah ini telah dilakukan pemetaan struktur dan isochron
guna melihat kondisi paleogeografi pada saat karbonat diendapkan atau tumbuh,
disamping itu juga dilakukan analisa seismik fasies pada anomali build-up yang
dikontrol oleh data sumur seperti data log, data inti pemboran serta serbuk
pemboran. Setelah dilakukan pemetaan dan analisa seismik fasies maka dihasilkan
peta lingkungan pengendapan dan pola pertumbuhan karbonat terumbu di daerah
Jodipati dan sekitarnya sehingga dapat diprediksi pola penyebaran reservoar
karbonat secara lateral.
Hasil interpretasi karakterisasi seismik dan log menunjukkan bahwa di dalam
lingkungan pengendapan yang berbeda memiliki karakter yang berbeda pula. Pola
penyebaran reservoar tersebut dicoba diidentifikasi dengan beberapa pendekatan
guna untuk melihat pola penyebaran secara lateral. Dari hasil pemetaan
paleogeografi dan karakterisasi seismik fasies yang dikontrol oleh data sumur
menunjukkan bahwa perkembangan reservoar dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain kedalaman muka laut, diagenesa dan adanya fracture yang disebabkan
karena sesar.