Pendistribusian minyak dan gas melalui jaringan pipa dewasa ini semakin sering dilakukan. Dengan alasan ekonomi dan efisiensi waktu ini, maka tidak salah jika ini sangat digemari oleh produsen atau distributor migas. Muara sungai adalah salah satu tempat yang sering dilalui oleh jaringan pipa migas. Padahal, muara adalah salah satu tempat yang rentan akan erosi, sehingga keberadaan pipa migas pada muara sungai sangat rawan oleh ancaman scouring. Bahaya scouring juga terjadi pada Sungai Santan, Kalimantan Timur, dimana di daerah ini banyak terdapat jaringan pipa minyak dan gas bumi yang terbenam melintang melewati sungai . Penyebab utama terjadinya scouring pada Sungai Santan yaitu adanya perbedaan topo dan batimetri sebelum dan sesudah pipa migas serta debit banjir yang cukup tinggi. Sebelum terjadi scouring yang lebih parah, maka perlu dilakukan studi penanggulangan scouring yang terjadi, yaitu berupa alternatif solusi.
Pada tugas akhir ini mencoba memberikan alternatif solusi berupa bangunan proteksi, yang sebelumnya telah dilakukan beberapa optimasi. Optimasi-optimasi yang dilakukan yaitu optimasi pemilihan jenis sistem proteksi dan optimasi pemilihan bentuk bangunan proteksi yang dipilih. Bangunan proteksi yang dibahas pada tugas akhir ini yaitu bendung dan sheetpile.
Setelah dilakukan optimasi, maka selanjutnya dilakukan perhitungan dimensi dan elevasi-elevasi penting pada bangunan proteksi. Dimensi dan elevasi penting ini kemudian akan dimodelkan ke model PLAXIS dan model laboratorium. Pada analisis PLAXIS, akan diketahui stabilitas bangunan proteksi. Sedangkan pada uji lab akan diuji berbagai eksperimen untuk mengetahui dampak scouring yang terjadi. Dari analisis PLAXIS dan uji lab ini akan diketahui bangunan proteksi mana yang efektif sebagai alternatif solusi dalam penanggulangan scouring.