digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

1992 Widodo R.B. Sudomo
PUBLIC Dedi Rosadi

Daerah penelitian pemodelan burial history adalah daerah Aru Cekungan Sumatra Utara sebagai wilayah kerja Pertamina Unit Eksplorasi dan Produksi Sumatra Bagian Utara yang telah terbukti mengandung hidrokarbon. Pemodelan yang dilakukan merupakan analisa kuantitatif membuat Burial Geohistory dengan metoda inverse modelling (backstripping) menggunakan koreksi ketebalan sedimen tererosi, dekompaksi, paleogeografi untuk mendapatkan gambaran kondisi awal serta parameter perkembangan kecepatan sedimentasi, kecepatan penurunan dasar sedimen dan cekungan serta model penurunan tektonik selama sejarah sedimentasi Tersier. Analisa biostratigrafi foraminifera kecil memberikan umur horison ekivalen puncak Formasi Bampo: 22 juta tahun lalu, ekivalen puncak Formasi Belumai 15.4-15.7 juta tahun lalu, ekivalen puncak Baong Bawah: 12.4 juta tahun lalu, ekivalen puncak Batupasir Baong Tengah: 10.2-10.4 juta tahun lalu, ekivalen puncak Baong Atas: 9.3 juta tahun lalu, ekivalen puncak Keutapang Bawah 8.3 juta tahun lalu, ekivalen puncak Keutapang Atas: 5.3 juta tahun lalu. Kecepatan sedimentasi dan penurunan dasar sedimen ataupun cekungan pada awal pembentukan cekungan relatif lambat kemudian dilanjutkan dengan kecepatan sedimentasi lambat tetapi kecepatan penurunan dasar sedimen ataupun cekungan sangat cepat antara 15.5-12.4 juta tahun lalu. Penurunan cepat dasar cekungan tersebut merupakan akibat mulainya rifting di laut Andaman dan pada saat inilah terbentuk serpih laut dalam Formasi Baong yang kaya material organik dan menjadi salah satu batuan induk potensial di daerah Aru. Periode antara 12.4-10.2 juta tahun lalu ditandai dengan kecepatan sedimentasi cukup besar tetapi penurunan dasar sedimen atau cekungan lebih lambat sebagai awal pengangkatan Bukit Barisan atau dikenal sebagai tektonik Miosen Tengah. Batupasir Baong Tengah terbentuk pada periode ini dan merupakan salah satu batuan waduk (reservoir) daerah Aru. Pada 9.3-8.3 juta tahun lalu kecepatan sedimentasi sangat besar tetapi diikuti pula penurunan dasar sedimen atau cekungan yang sangat besar sehingga penurunan sangat dipengaruhi oleh pembebanan sedimen disamping akibat penurunan tektonik. Pada waktu tersebut terbentuk endapan klastik kasar Keutapang Bawah, diendapkan dalam lingkungan delta atau laut dangkal dan merupakan juga batuan waduk (reservoir) penting di daerah Aru. Model penurunan tektonik daerah Aru pada awalnya menunjukkan penurunan lambat dilanjutkan penurunan sangat cepat antara 12.4-10.2 juta tahun lalu akibat rifting di Laut Andaman. Pada Miosen Tengah atau antara 12.4-9.3 juta tahun lalu pola penurunan relatif lambat, stabil atau terjadi pengangkatan akibat tektonik Miosen Tengah. Penurunan kembali cepat antara 9.3-8.3 juta tahun lalu dan menjadi sangat lambat antara 5.3-4.4 juta tahun lalu sebelum terjadi pangangkatan Pilo Pleistosen.