digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam beberapa tahun terakhir pengembangan teknologi baru untuk switch optic sangat intensif dilakukan. Ada banyak teknologi yang dapat digunakan untuk switch optic, yang membedakan satu dengan yang lainya adalah sifat fisika, substrat, material aktif dan teknik manufaktur yang digunakan. Di antara teknologi switch optic, elektrokromik merupakan salah satu teknologi yang paling intensif diteliti dan dipelajari. Teknologi ini memungkinkan konsumsi energi listrik yang jauh lebih rendah jika dibandingkan liquid crystal. Untuk membuat suatu devais elektrokromik yang murah stabil dan ekonomis, pemilihan material aktif dan proses merupakan salah satu bagian yang penting. Pada penelitian ini, dipelajari struktur multilayer thin film SnO2:Sb-NiO hasil proses sol-gel dip coating dan absorpsi optik kromofor dari poli anilin. Lapisan oksida konduktor transparan SnO2:Sb dibuat dengan teknik sol-gel dip coating ke dalam substrat gelas. Proses pembentukan struktur, pertumbuhan partikel dan morfologi dipelajari dengan menggunakan mikroskop elektron (SEM). Transformasi fasa SnO2:Sb pada saat sintering di 250 derajat C dan 500 derajat C dipelajari dengan difraksi sinar-X (XRD). Lapisan penyimpan ion NiO dibuat dengan teknik yang sama, kemudian dideposisikan kedalam lapisan film oksida konduktor transparan SnO2:Sb. Morfologi dan struktur lapisan film yang terbentuk dipelajari dengan mikroskop elektron (SEM). Transformasi fasa NiO pada pada saat sintering di 250 derajat C dan 500 derajat C dipelajari dengan difraksi sinar-X (XRD). Lapisan film poli anilin dideposisikan dengan teknik screen printing. Morfologi dari lapisan film dipelajari dengan mikroskop elektron. Absorpsi dari poli anilin dipelajari dengan FTIR dan spektroskopi UV-Visible. Fasa dari poli anilin dipelajari dengan difraksi sinar-X. Dari studi struktur dan morfologi yang dilakukan dengan mengunakan mikroskop elektron (SEM), diketahui pembentukan struktur lapisan film SnO2:Sb-NiO dipengaruhi oleh suhu dan proses difusi selama sintering. Meningkatnya temperatur sintering SnO2:Sb dan NiO menghasilkan material yang lebih kristalin dengan ukuran partikel yang lebih besar. Dilaporkan ukuran partikel SnO2:Sb dan NiO hasil sintering 500 derajat C adalah sebesar 76 nm dan 62 nm. Dari data absorpsi poli anilin diketahui terjadi pergesaran spektrum serapan ultra violet kearah panjang gelombang yang lebih pendek (hypsochromic shift) dari daerah near infra red ke 630 nm, ketika kromofor poli anilin emeraldine salt (ES) bertransformasi ke bentuk emerladine base (EB). Studi dengan difraksi sinar-X menunjukan poli anilin merupakan material semikristalin.