2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-COVER.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 1.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 2.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 3.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 4.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 5.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 6.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-BAB 7.pdf
2008 TA PP PUTRI YULIARTI SIMANJUNTAK 1-PUSTAKA.pdf
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang paling banyak melanda masyarakat negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Mikroba penyebab penyakit ini banyak yang sudah mengalami resistensi terhadap antibiotik yang ada. Tumbuhan Suku Zingiberaceae secara tradisional sudah banyak digunakan sebagai obat tradisional. Sejauh ini belum banyak penelitian antimikroba dari tumbuhan ini. Penelitian ini bertujuan sebagai usaha verifikasi aktivitas antimikroba beberapa tumbuhan Suku Zingiberaceae. Ekstrak tumbuhan dibuat dengan refluks menggunakan etanol 95% dan diuji aktivitas antimikrobanya dengan metode difusi agar. Dari sembilan ekstrak yang diuji, ada enam ekstrak yang aktif terhadap mikroba uji. Ekstrak Hornstedtia sp. memberikan aktivitas terkuat terhadap bakteri E. coli dan S. aureus dengan diameter hambatan berturut-turut sebesar 16,5 +- 0,58 mm dan 10,8 +- 0,45 mm dengan KHM 50 mg/mL. Ekstrak A. galanga (L.) Lour. memberikan diameter hambatan terbesar terhadap fungi C. albicans dan A. niger sebesar 8,8 +- 0,4 mm dan 19,4 +- 0,89 mm dengan KHM 25 mg/mL. Hornstedtia sp. setara dengan 0,18 ug tetrasiklin HCl untuk E.coli dan 0,03 ug tetrasiklin HCl untuk S. aureus. Ekstrak A. galanga (L.) Lour setara dengan 0,03 ug ketokonazol untuk C. albicans dan 19,63 ug ketokonazol untuk A. niger.