digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-COVER.pdf


2008 TA PP NOVI NURYANI 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP NOVI NURYANI 1-PUSTAKA.pdf

Baterai merupakan barang yang banyak sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kandungan logam berbahaya didalam baterai menyebabkannya tergolong ke dalam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Diperkirakan jumlah sampah B3 RT dalam timbulan sampah kota tidak lebih dari 2 %. Walaupun jumlahnya sangat kecil, dengan pola pembuangan akhir sampah saat ini di Indonesia, yaitu dengan metode pembuangan akhir di suatu lahan, memungkinkan terjadinya akumulasi Bahan Berbahaya Beracun. Akumulasi tersebut pada suatu saat akan mencapai tingkat konsentrasi tertentu. Dampak negatif yang mungkin terjadi yaitu pencemaran tanah dan air tanah yang berada di sekitar lahan pembuangan akhir. Sekitar 39,9% responden menyimpan baterai bekasnya dirumah, 55,6% responden membuang baterai bekasnya bersama sampah lain ke tempat sampah, 1,45% responden membuang baterai bekasnya ke halaman rumah, dan sekitar 3,14% responden mengubur baterai bekasnya ke dalam tanah. Jumlah persentase sampah baterai dalam timbulan sampah domestik kota hanya sekitar 0,0475%. Jumlah persentase ini sangat kecil sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa sampah baterai yang masuk atau berada di TPA tidak terdeteksi mengingat persentase dibandingkan dengan jumlah sampah keseluruhan sangat kecil. Salah satu alternatif pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan tersebut adalah mengumpulkan sampah baterai terpisah dari sampah domestik lainnya dan dikumpulkan ke alternatif tempat tertentu sebelum ke TPA/diolah oleh produsen baterai tersebut. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik dengan menggunakan bantuan software SPSS. Teknik sampling dilakukan dengan sistem acak (random). Responden terdiri dari mahasiswa, pelajar dan masyarakat umum. Dilakukan uji coba pengumpulan baterai bekas di beberapa sekolah dan supermarket, serta survey ke sejumlah supermarket dan hypermarket untuk mengetahui tingkat konsumsi baterai oleh masyarakat. Sekitar 90% responden memiliki pandangan yang positif terhadap aspek pelaksanaan teknis pengelolaan sampah baterai dan alternatif yang diajukan. Hal ini mengindikasikan respon yang positif dari masyarakat untuk pengelolaan sampah baterai yang lebih baik, dan ada peluang yang cukup besar dari kecenderungan masyarakat bahwa pengelolaan sampah baterai untuk dikumpulkan ke tempat tertentu dapat dilakukan secara khusus.