Biodiesel merupakan suatu bahan bakar yang memiliki masa depan cerah, di dunia dan khususnya di Indonesia. Hal ini dikarenakan, tingkat produksi/kebutuhan Minyak Bumi Indonesia sebesar 500 juta barel pertahun dan cadangan minyak bumi terbukti sebesar 9 miliar barel. Dengan kondisi seperti ini, maka cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu 18 tahun mendatang (Bappenas, (2006)).
Apabila biji kapuk dikembangkan sebagai bahan baku biodiesel, maka bagian lain dari tanaman kapuk juga harus dimanfaatkan seoptimal mungkin. Pada penelitian ini akan diteliti komponen-komponen penyusun dari serat kapuk sehingga dapat diolah lebih lanjut dan dapat dijual dengan harga lebih tinggi yang implikasinya dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan pemasukan negara.
Penelitian tentang pemisahan komponen–komponen penyusun serat kapuk telah banyak dilakukan. Pada penelitian ini akan dilakukan pemisahan komponen-komponen penyusun serat kapuk dengan metoda yang diusulkan oleh Cao dkk (1996) pada tongkol jagung. Pretreatmen dilakukan dengan perendaman serat kapuk dalam NH4OH 2,9 M (5%), dapat memisahkan 77-100% lignin dan fasa ekstraktif dari serat kapuk. Proses ini dapat disebut lignifikasi. Kemudian dilakukan ekstraksi hemiselulosa dengan larutan HCl 0,3M. Ekstraksi ini dapat menghilangkan hingga 100% hemiselulosa dalam serat kapuk sehingga yang tersisa hanya selulosa.