digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-COVER.pdf


2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP DICKE NAZZARY AKBAR 1-PUSTAKA.pdf

Film sebagai suatu karya seni warisan generasi terdahulu merupakan salah satu catatan sejarah bagi suatu bangsa. Apabila warisan film ini dapat diarsipkan dan dipamerkan dengan baik, maka akan memberi manfaat yang besar bagi generasi penerus. Selain itu, hasil buah tangan tersebut dapat memberikan apresiasinya kepada masyarakat hingga sampai kapanpun.Museum Film Nasional adalah suatu fasilitas yang dapat mewadahi kegiatan koleksi, konservasi, dan pameran dari perfilman nasional. Selain menyimpan arsip film Indonesia, fungsi utama bangunan ini adalah menjadi wadah pendidikan film untuk masyarakat Indonesia.Lokasi yang dipilih berada di Taman Ismail Marzuki Jl. Cikini Raya; dengan luas tapak 6000m2 dan luas bangunan 7612.2m2. Lokasi ini dipilih karena sampai sekarang TIM dikenal sebagai tempat dunia pertunjukan di Indonesia. Sekolah film IKJ yang berada tidak jauh dari lokasi lahan juga dapat menjadi target pengunjung. Konsep bangunan Museum Film Nasional ini adalah menjadikannya sebagai etalase film Indonesia, yang artinya selain memutar film arsip nasional, bangunan ini juga digunakan sebagai wadah untuk memamerkan film-film baru di Indonesia. Ada 3 unsur khas dari karya seni film yang dianggap dapat mewakilkan karakter film. Pertama adalah cahaya, yang merupakan unsur penting dalam perfilman karena digunakan sejak proses pembuatan hingga pemutaran. Kedua adalah rangkaian gambar yang bergerak sebagai salah satu perbedaan sekaligus keunggulan dari karya seni film. Terakhir, adalah cerita yang menjadi alasan kenapa film ini dibuat dan dirangkai menjadi sebuah film melalui alur cerita. Tiga karakter inilah yang diambil untuk memberikan indentitas yang tepat bagi bangunan museum ini.