digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-COVER.pdf


2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-BAB 1.pdf

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-BAB 2.pdf

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-BAB 3.pdf

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-BAB 4.pdf

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-BAB 5.pdf

2008 TA PP DEWI MARIYANI 1-PUSTAKA.pdf

Bone cement berbasis Polymethylmethacrylate (PMMA) merupakan salah satu material yang paling populer untuk fiksasi implan. Bone cement ini memiliki limitasi, salah satunya adalah mereka tidak menunjukkan karakteristik bone-bonding sehingga dapat menyebabkan penurunan kekuatan ikatan pada antarmuka antara tulang dan semen. Salah satu syarat agar suatu biomaterial menunjukkan karakteristik bonebonding adalah terbentuknya lapisan bioaktif. Lapisan bioaktif, contohnya lapisan apatit, akan terbentuk pada permukaan biomaterial ketika diaplikasikan di dalam tubuh. Pembentukan lapisan ini bisa diteliti pada material bioaktif yang direndam di dalam larutan Kokubo. Larutan Kokubo memiliki konsentrasi ion hampir mirip dengan plasma darah manusia. Berdasarkan penelitian sebelumnya diketahui bahwa pembentukan lapisan apatit dipicu oleh pelepasan ion-ion Ca2+ dari material ke cairan tubuh. Efek katalis dari gugus Si-OH yang terbentuk di permukaan material akan mempercepat laju pertumbuhan lapisan apatit tersebut. Berdasarkan penelitian terdahulu, bone cement berbasis PMMA akan dimodifikasi dengan menambahkan 20% massa calcium salt ke komponen serbuk. Pada percobaan kali ini Tetraethylorthosilicate (TEOS) ditambahkan ke komponen cairan. Hasilnya menunjukkan bahwa modifikasi dengan TEOS dan calcium salt dengan kelarutan terhadap air yang tinggi akan efektif dalam menghasilkan bone cement berbasis PMMA dengan karakteristik bone-bonding. Dengan pertimbangan harga dan ketersediaan TEOS sebagai bahan untuk modifikasi, kita bisa mendapatkan bone cement dengan harga yang lebih terjangkau. Selanjutnya, dibutuhkan penelitian untuk mendapatkan lebih banyak lagi informasi tentang sifat bone cement yang sudah dimodifikasi ini.