Abstrak - Fayza Auliaputri Arifianto
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Tekanan antropogenik di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango (TNGGP) dapat mengubah tutupan lahan hutan sehingga
berdampak pada keanekaragaman hayati, salah satunya kelompok burung.
Penelitian ini dilakukan untuk menginventarisasi kekayaan spesies burung,
menghitung keanekaragaman spesies burung, serta membandingkan tipe komunitas
burung pada tiga tipe tutupan lahan yang berbeda di tiga lokasi (jarak antar titik
±300 m; total sembilan titik), yaitu area Lapangan Golf-Balai TNGGP (LB), Telaga
Biru (TB), dan Rawa Gayonggong–Curug Cibeureum (CB) pada bulan April–
Agustus 2025. Parameter yang dicatat selama periode pengamatan adalah nama
spesies burung dan jumlah individu; karakter morfologi dan suara diamati untuk
mengidentifikasi spesies burung. Faktor lingkungan seperti suhu udara (oC),
kelembapan (%), dan intensitas cahaya (lux) diukur menggunakan data logger. Data
komposisi spesies burung dan jumlah individu dianalisis untuk menghitung Indeks
Nilai Penting (INP), indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H’), dominansi (D),
dan kemerataan (E). Analisis Non-metric Multidimensional Scaling (NMDS)
dilakukan untuk menggambarkan komunitas burung di area penelitian,
PERMANOVA untuk membandingkan antar lokasi penelitian, dan Distance-Based
Redundancy Analysis (dbRDA) dilakukan untuk melihat kesamaan komposisi
spesies burung di tiga lokasi. Sebanyak 1.981 individu dari 85 spesies (37 famili),
dan 23 morfospesies burung yang belum teridentifikasi tercatat selama pengamatan.
Apodidae dan Muscicapidae merupakan famili burung yang umum dijumpai di
ketiga lokasi. Area hutan pegunungan (CB) dengan berbagai habitat mikro yang
diciptakan dari kompleksitas tumbuhan memiliki kekayaan spesies burung tertinggi
(58 spesies, H’= 3,058), kemudian TB (55 spesies, H’= 2,924), dan LB (39 spesies,
H’= 2,496). Feeding guild burung didominasi oleh insektivora (49,07%). Tipe
komunitas burung di CB adalah Phylloscopus–Collocalia (INP = 8,65%; 6,07%),
sedangkan di TB Psilopogon–Orthotomus (INP = 12,08%; 8,75%), dan LB Passer–
Collocalia (INP = 26,39%; 16,46%). Sebanyak enam spesies tergolong terancam
menurut IUCN masih ditemukan di lokasi pengambilan data. Komunitas burung di
TNGGP berbeda signifikan (p<0,05) pada tipe tutupan lahan yang berbeda, terlihat
pada hasil analisis NMDS yang membentuk tiga kelompok komunitas burung.
Variasi komunitas tersebut selain dipengaruhi sumber daya dan kompleksitas
habitat, juga dipengaruhi oleh faktor mikroklimat sebesar 41,1%. Informasi
kekayaan spesies burung ini penting bagi pengelola kawasan Taman Nasional untuk
data inventarisasi terbaru dan pengelolaan kawasan.
Perpustakaan Digital ITB