digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perubahan suhu merupakan indikator penting dalam memahami dinamika iklim global dan ekosistem laut, khususnya di wilayah tropis seperti Indonesia. Penelitian ini menganalisis variabilitas suhu laut vertikal di perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur selama 1901-2023 (123 tahun) menggunakan dataset EN4.2.2. Hasil menunjukkan adanya tren peningkatan suhu laut secara signifikan sejak abad ke-20, dengan pemanasan suhu permukaan paling intens terjadi pada periode 2016 2020. Fenomena El Niño-Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) secara nyata memengaruhi kedalaman termoklin, khususnya peristiwa El Niño 1972 dan 1997 yang menyebabkan pendangkalan lapisan termoklin akibat pelemahan upwelling musiman, dan La Niña 1974 menimbulkan penebalan lapisan pencampuran, Mix Layer Depth (MLD) hingga 45–50 meter. Perairan selatan Jawa menunjukkan termoklin dangkal yang fluktuatif, sedangkan Selat Lombok lebih stabil karena adanya dominasi Arus Lintas Indonesia (Arlindo). Di Laut Sawu memperlihatkan pola campuran akibat topografi lautnya yang semi-tertutup dan memicu pencampuran lokal. Kedalaman isoterm 20°C di selatan Jawa menipis hingga 77 meter pada puncak El Niño 1997-1998 dan menebal saat La Niña 1973 hingga 166 meter. Hal ini menunjukkan tren pemanasan laut dan variabilitas termoklin di perairan selatan Indonesia dipengaruhi oleh ENSO dan IOD.