Berangkat dari permasalahan meningkatnya kepadatan penduduk perkotaan di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta, penelitian ini menyoroti dampaknya terhadap kesehatan masyarakat yang semakin rentan terhadap gaya hidup tidak aktif (sedentary lifestyle). Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan ruang terbuka hijau, polusi udara, serta dominasi penggunaan kendaraan pribadi yang mengurangi aktivitas fisik masyarakat. Data menunjukkan tingginya prevalensi penyakit kardiometabolik seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung di wilayah perkotaan, yang sebagian besar dipengaruhi oleh rendahnya tingkat aktivitas fisik harian. Untuk menjawab tantangan tersebut, tesis ini mengusulkan penerapan pendekatan Active Design pada perancangan ruang publik di kawasan berorientasi transit. Terminal Blok M dipilih sebagai lokasi studi karena posisinya yang strategis sebagai simpul transportasi sekaligus pusat aktivitas masyarakat. Melalui penerapan Active Design, perancangan diarahkan untuk meningkatkan keaktifan fisik masyarakat kota melalui fungsi transit yang terintegrasi dengan lingkungan binaan yang sehat, sekaligus menghidupkan kembali peran Terminal Blok M sebagai pusat mobilitas dan interaksi sosial.
Konsep penerapan Active Design dalam perancangan ini dieksplorasi melalui tiga narasi utama, yaitu Move, bagaimana membuat Terminal Blok M kembali aktif; Arrive, bagaimana mentransformasi terminal dari sekadar ruang transit menjadi destinasi; dan Thrive, bagaimana ruang publik aktif yang dirancang dapat meningkatkan kesehatan penggunanya maupun masyarakat sekitar. Kriteria Active Design yang diterapkan merupakan sintesis dari berbagai rujukan strategi desain, sehingga dirumuskan tujuh kriteria utama: mixed-use, connectivity and accessibility, space activation, pedestrian infrastructure, bicycle infrastructure, active infrastructure, dan vertical circulation design. Implementasi kriteria ini diwujudkan melalui rancangan sirkulasi yang menghubungkan titik-titik magnet kawasan, pemrograman fasilitas multifungsi, penyediaan serta desain sirkulasi vertikal yang melimpah, hingga fasilitas aktif berupa running track di atap podium sebagai generator utama selain fungsi terminal.
Kesimpulannya, dalam perancangan revitalisasi Terminal Blok M, pemetaan konteks kawasan serta programming kegiatan dalam tapak menjadi aspek penting untuk menghadirkan aktivitas berkelanjutan yang menjadikan terminal kembali hidup. Tanpa adanya aktivitas yang terus berlangsung, bangunan tidak akan mampu berfungsi secara aktif. Dengan menggunakan pendekatan Active Design, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kawasan perkotaan yang lebih sehat, inklusif, dan berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB