Pasar Kosambi merupakan salah satu dari sekian kasus revitalisasi pasar tradisional di Indonesia yang hasilnya tidak berfungsi secara optimal. Kami melihat permasalahan ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara ruang yang direncanakan dengan kebutuhan ruang masyarakat yang kemudian kami sebut sebagai kesenjangan spasial. Ruang pasar cenderung diperlakukan secara kaku, homogen, dan netral, padahal dalam praktiknya terdapat aktivitas sosial yang berlapis dan dinamis.
Tesis ini menggunakan paradigma teori produksi ruang oleh Henri Lefebvre—yang memandang ruang terdiri dari conceived space, perceived space, dan lived space—sebagai kerangka berpikir perancangan untuk memetakan konflik spasial antar dimensi ruang yang terjadi dalam praktik keseharian masyarakat. Hasil pemetaan tersebut kemudian diterjemahkan menjadi hipotesis perancangan melalui beberapa pendekatan, antara lain; adaptive reuse sebagai siasat terhadap conceived space, deconstructive programming untuk perceived dan lived space, serta open building untuk mengantisipasi siklus produksi ruang di masa depan.
Temuan dalam tesis ini menunjukkan bahwa masyarakat memanfaatkan ruang pasar di luar dari apa yang sudah direncanakan, termasuk di antaranya bagaimana pasar dipersepsikan dan dihidupi tidak hanya sebagai ruang niaga, tetapi juga sebagai ruang untuk aktivitas sosial. Selain itu, masyarakat kerap melakukan penyesuaian terhadap ruang pasar sesuai dengan kebutuhan mereka. Di satu sisi, tindakan ini dapat memberikan dinamika dan warna baru pada ruang pasar, namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan konflik spasial serta mengganggu kelancaran aktivitas lain. Oleh karena itu, rancangan yang dihasilkan berupaya mengakomodasi dan menyinergikan praktik sosial tersebut melalui penyesuaian terhadap ruang yang telah dirancang sebelumnya. Tesis ini mencoba merekonsepsi ruang pada Pasar Kosambi dengan menawarkan perancangan yang lebih inklusif di mana kesenjangan spasial antara kebutuhan ruang masyarakat dan ruang hasil revitalisasi dapat diminimalkan sehingga pasar dapat lebih relevan dan tepat guna bagi masyarakat.
Perpustakaan Digital ITB