digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Nugi Nugraha

Kebisingan lalu lintas di permukiman berkaitan dengan dua hal yaitu emisi (kebisingan sumber) yang diproduksi kendaraan dan imisi (kebisingan reseptor) yang diterima manusia pada titik paparan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara emisi dan perambatan atau penyebarannya sampai menjadi imisi di penerima. Emisi ditentukan oleh karakter mesin dan operasi kendaraan sebagai sumber bising, sementara imisi terbentuk setelah mengalami sebaran atau atenuasi geometrik serta interferensi pemantulan atau penyerapan kondisi permukaan. Pendekatan empiris dan numerik diterapkan melalui pengukuran dua jenis motor (matic dan kopling), dua status sumber (diam dan bergerak), serta dua tipe permukaan (aspal dan rumput). Untuk menganalisis hubungan emisi sumber diam ke imisi, dikembangkan simulasi model dengan persamaan Helmholtz 2D berbasis finite difference di MATLAB dengan kondisi batasan yaitu frekuensi tetap (steady state) dan impedansi dari kondisi permukaan. Sedangkan untuk skenario sumber bergerak dimodelkan sebagai rangkaian keadaan stasioner di sepanjang lintasan, sehingga puncak pass-by dan pengaruh efek Doppler dapat teridentifikasi pada titik penerima (reseptor). Hasil penelitian menunjukkan penurunan kebisingan yang menyerupai sumber titik yaitu mengikuti penurunan sebesar 6 dB per penggandaan jarak, sedangkan dalam kondisi bergerak mendekati 3 dB per penggandaan. Berdasarkan kondisi permukaan, aspal menghasilkan imisi lebih tinggi daripada rumput akibat ground effect yang lebih reflektif. Selain itu pada fase akselerasi, motor kopling cenderung memunculkan puncak pass-by yang lebih tinggi daripada matic. Secara keseluruhan, model menggambarkan pola sebaran dengan kesesuaian tinggi pada skenario sumber diam dan kesesuaian yang masih memadai pada skenario bergerak yang dipengaruhi oleh variasi kecepatan serta parameter impedansi. Hasil tersebut dapat dijadikan landasan untuk memvalidasi model kebisingan jarak dekat, menetapkan jarak aman antara hunian dan jalan, serta merancang mitigasi berbasis material permukaan dan pengelolaan perilaku sumber kebisingan.