abstrak_ Muhammad Zidan Taufiqurrahman [13321066]
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
COVER
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab II
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab III
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Rina Kania
» Gedung UPT Perpustakaan
Industri dialyzer di Indonesia mengalami peningkatan produksi seiring prevalensi
penyakit ginjal kronis yang mencapai 3,8 per 1000 penduduk. PT Forsta
mengoperasikan mesin SP780 Drying Machine dengan blower MAPRO CL 49/21
sebagai komponen kritis dalam proses pengeringan. Blower mengalami masalah
overheating yang berpotensi mengganggu kontinuitas produksi, sehingga
diperlukan analisis sistematis kinerja sistem pendingin.
Penelitian menggunakan pendekatan Computational Fluid Dynamics (CFD) untuk
menganalisis karakteristik perpindahan panas dan aliran fluida pada sistem
pendingin blower. Metodologi meliputi pemodelan geometri menggunakan
SolidWorks, simulasi CFD dengan COMSOL Multiphysics menggunakan model
turbulensi k-?, dan studi parametrik dengan variasi kecepatan udara inlet 1-32 m/s
menggunakan material udara dengan properti bergantung temperatur.
Simulasi menunjukkan bahwa blower menghasilkan kalor sebesar 1.124,8 W
dengan temperatur permukaan rata-rata 77,56 °C, mengindikasikan peningkatan
signifikan di atas temperatur lingkungan. Sistem pendingin existing menunjukkan
kinerja terbatas dengan kontribusi perpindahan panas permukaan hanya 0,88%-
16,64% dari total pembuangan panas, didominasi jalur inlet-outlet dengan minimal
interaksi terhadap permukaan blower.
Implementasi deflektor menghasilkan peningkatan perpindahan panas permukaan
blower hingga 111 kali lipat. Kontribusi perpindahan panas permukaan meningkat
menjadi 40,70% pada kecepatan tinggi. Responsivitas termal sistem dengan
deflektor mencapai 2,77 kali lebih baik dibandingkan sistem existing. Energy
Performance Index optimal tercapai pada kecepatan 8 m/s dengan peningkatan
10,3%. Deflektor berhasil menciptakan pencampuran turbulen yang signifikan
dengan peningkatan turbulensi hingga 78 kali lipat, menghasilkan distribusi udara
pendingin lebih efektif ke permukaan blower kritis.
Perpustakaan Digital ITB