BAB 1 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Raihan Nashwan Maulana
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan
Aktivitas penambangan nikel dengan metode tambang terbuka di PT XYZ, Maluku
Utara, berpotensi menimbulkan perubahan pada sistem airtanah lokal, khususnya
pada muka airtanah. Penelitian ini bertujuan menganalisis perubahan muka airtanah
akibat penambangan serta memprediksi debit air yang masuk ke pit. Metode yang
digunakan adalah pemodelan airtanah dengan perangkat lunak Visual MODFLOW
Classic, melakukan analisis kondisi steady-state pada fase sebelum penambangan
dan kondisi transient setelah penambangan. Data penelitian meliputi topografi,
litologi, parameter hidrolik, muka airtanah, curah hujan, dan data sungai yang
diperoleh dari penelitian PT XYZ serta studi literatur. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi muka airtanah sebelum penambangan dalam keadaan
steady-state memperoleh koefisien korelasi 0,971 dengan Normalized RMS
12,393%, mengindikasikan bahwa model dapat merepresentasikan pola aliran
airtanah dengan baik. Pada kondisi setelah penambangan, terjadi penurunan muka
airtanah maksimum sekitar 9 meter disertai dengan pergeseran pola aliran akibat
peningkatan gradien hidrolik. Debit airtanah yang masuk ke dalam pit mencapai
nilai tertinggi pada tahun pertama operasi sebesar 6 L/s untuk Pit A dan 3 L/s untuk
Pit B, kemudian mengalami penurunan seiring berjalannya waktu akibat proses
adaptasi sistem akuifer.
Perpustakaan Digital ITB