digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2025 Sk PP Final Project Syafina Putri Dinanti
Terbatas Jufrizal Effendi, S.Sos
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Industri outerwear di Indonesia, khususnya pada segmen urban, menghadapi peningkatan permintaan terhadap produk yang mengintegrasikan fungsionalitas, adaptabilitas, dan gaya. Namun, banyak usaha rintisan di bidang fesyen yang mengalami kesulitan menjembatani kesenjangan antara identifikasi kebutuhan pasar dengan penyediaan produk yang benar-benar memenuhinya, sehingga adopsi pasar menjadi terbatas dan pertumbuhan terhambat. Penelitian ini mengkaji Chute Up, sebuah startup berbasis di Bandung yang mengkhususkan diri pada jaket tahan air konvertibel 3-in-1, melalui lensa Problem–Solution Fit (PSF) sebagai tahap dasar menuju Product–Market Fit (PMF). Dengan menggunakan pendekatan kualitatif yang berlandaskan kerangka kerja Design Thinking, penelitian ini mengintegrasikan data dari dua tahap: wawancara mendalam (in-depth interviews / IDI) pada tahap Empathise untuk menangkap kebutuhan dan masalah pengguna, serta evaluasi prototipe ketiga pada tahap Prototype & Test dalam kondisi penggunaan nyata. Data dianalisis melalui open coding, axial coding, dan selective coding, serta ditriangulasi dengan masukan ahli dan analisis konteks pasar untuk mengidentifikasi kekuatan produk yang telah tervalidasi sekaligus area yang memerlukan perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Chute Up telah mencapai PSF, dengan fitur multifungsi, kemampuan beradaptasi terhadap cuaca, dan penyimpanan terintegrasi yang divalidasi sebagai atribut bernilai tinggi bagi perempuan urban di Indonesia. Pengguna secara khusus mengapresiasi kemampuan produk ini dalam mengurangi kompleksitas perencanaan pakaian dan beradaptasi dengan berbagai skenario mobilitas. Namun, ditemukan pula sejumlah celah kegunaan, termasuk tingkat kejelasan mekanisme perubahan mode, kenyamanan serta distribusi berat pada mode tas, dan ketidaksempurnaan kecil pada perangkat keras dan penyelesaian akhir seperti kelancaran resleting dan penyegelan jahitan. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini mengusulkan penyempurnaan berbasis bukti seperti mekanisme transformasi yang lebih jelas, penyesuaian ergonomis, dan peningkatan ketahanan terhadap air untuk memperkuat peluang adopsi dan posisi kompetitif. Studi ini selaras dengan Customer Development Model dari Blank (2013) dan prinsip iterative prototyping dari Brown v (2009) serta Plattner dkk. (2010), yang menunjukkan bahwa umpan balik pengguna secara berkelanjutan dapat dioperasionalkan untuk mengurangi risiko inovasi. Secara strategis, Chute Up berada pada ceruk pasar dengan potensi keunggulan first-mover di industri outerwear konvertibel Indonesia, selama keunggulan eksekusi dan iterasi yang disiplin dapat dipertahankan.