digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kegagalan bendungan berpotensi menimbulkan banjir besar yang berdampak jauh lebih destruktif terhadap wilayah hilir dibanding kejadian banjir luapan maupun banjir genangan. Kerusakan yang ditimbulkan berimplikasi pada kerugian secara ekonomi, terutama terhadap sektor ekonomi produktif seperti pertanian yang berkaitan erat dengan penghidupan masyarakat. Kabupaten Kulon Progo dengan sektor pertanian sebagai salah satu motor penggerak perekonomian menghadapi ancaman potensi kegagalan Bendungan Sermo yang mengakibatkan banjir di wilayah hilir. Penelitian ini mengkaji potensi kerugian ekonomi sektor pertanian akibat banjir pada skenario kegagalan Bendungan Sermo yang disebabkan oleh overtopping melalui identifikasi wilayah genangan, penilaian risiko banjir, serta penaksiran potensi kerugian ekonomi dengan pendekatan valuasi ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besaran kerugian sektor pertanian sekaligus memberikan gambaran implikasinya terhadap kondisi keuangan daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 12 kecamatan berpotensi terdampak genangan banjir, dengan distribusi kedalaman genangan sebagian besar melebihi 1,5 meter sehingga dikategorikan ke dalam kelas bahaya tinggi. Analisis risiko juga mengindikasikan seluruh wilayah kecamatan termasuk dalam kategori risiko sedang, sebagai hasil interaksi antara bahaya dengan kerentanan sosial dan kerentanan ekonomi. Estimasi kerugian yang diperoleh memberikan kesimpulan bahwa sektor pertanian berpotensi mengalami kerugian yang signifikan, yang berdampak terhadap fiskal daerah. Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa sebagian besar masyarakat dengan aset produktif kegiatan pertanian dan perikanan belum mengakses asuransi bencana sebagai instrumen proteksi risiko. Hasil temuan studi menegaskan pentingnya penguatan instrumen fiskal adaptif melalui pengembangan strategi pembiayaan alternatif dan peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat.