Kegagalan bendungan berpotensi menimbulkan banjir besar yang berdampak jauh
lebih destruktif terhadap wilayah hilir dibanding kejadian banjir luapan maupun
banjir genangan. Kerusakan yang ditimbulkan berimplikasi pada kerugian secara
ekonomi, terutama terhadap sektor ekonomi produktif seperti pertanian yang
berkaitan erat dengan penghidupan masyarakat. Kabupaten Kulon Progo dengan
sektor pertanian sebagai salah satu motor penggerak perekonomian menghadapi
ancaman potensi kegagalan Bendungan Sermo yang mengakibatkan banjir di
wilayah hilir. Penelitian ini mengkaji potensi kerugian ekonomi sektor pertanian
akibat banjir pada skenario kegagalan Bendungan Sermo yang disebabkan oleh
overtopping melalui identifikasi wilayah genangan, penilaian risiko banjir, serta
penaksiran potensi kerugian ekonomi dengan pendekatan valuasi ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi besaran kerugian sektor pertanian
sekaligus memberikan gambaran implikasinya terhadap kondisi keuangan daerah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 9 dari 12 kecamatan berpotensi terdampak
genangan banjir, dengan distribusi kedalaman genangan sebagian besar melebihi
1,5 meter sehingga dikategorikan ke dalam kelas bahaya tinggi. Analisis risiko juga
mengindikasikan seluruh wilayah kecamatan termasuk dalam kategori risiko
sedang, sebagai hasil interaksi antara bahaya dengan kerentanan sosial dan
kerentanan ekonomi. Estimasi kerugian yang diperoleh memberikan kesimpulan
bahwa sektor pertanian berpotensi mengalami kerugian yang signifikan, yang
berdampak terhadap fiskal daerah. Hal ini diperburuk oleh fakta bahwa sebagian
besar masyarakat dengan aset produktif kegiatan pertanian dan perikanan belum
mengakses asuransi bencana sebagai instrumen proteksi risiko. Hasil temuan studi
menegaskan pentingnya penguatan instrumen fiskal adaptif melalui pengembangan
strategi pembiayaan alternatif dan peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat.
Perpustakaan Digital ITB