Dokumen Asli
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Dessy Rondang Monaomi
» Gedung UPT Perpustakaan
Kejang epilepsi merupakan kejang yang disebabkan oleh aktivitas sinyal otak yang
abnormal. Dengan begitu, EEG menjadi salah satu cara yang paling umum
digunakan untuk diagnosis kejang epilepsi. Namun, proses review manual
memakan banyak waktu dan rentan kesalahan akibat kompleksitas sinyal EEG.
Berdasarkan itu, banyak dikembangkan automasi deteksi EEG berbasis machine
learning. Terdapat berbagai macam dataset EEG yang tersedia terkait dengan
kejang epilepsi. Dataset satu kanal banyak digunakan dalam penelitian, sementara
dataset multi kanal lebih merepresentasikan kondisi praktikal.
Dataset yang digunakan pada penelitian ini adalah dataset Bonn dan Hauz Khas
sebagai dataset satu kanal, serta dataset Siena sebagai dataset multi kanal. Sebelum
diklasifikasi menjadi kejadian kejang epilepsi atau bukan kejadian kejang epilepsi,
ketiga dataset tersebut melalui tahapan preprocessing berupa bandpass filter,
ekstraksi 19 fitur, serta optimasi kanal (khusus dataset Siena). Untuk tahapan
klasifikasi, dibandingkan empat model machine learning konvensional, yaitu
Random Forest, KNN, SVM RBF, dan SVM Poly dalam kemampuan generalisasi
mereka pada tiga dataset EEG. Penelitian ini juga membandingkan dua pendekatan
pemilihan kanal pada dataset Siena. Metode yang digunakan adalah cumulative
feature importances serta NSGA-II.
Secara rata-rata, Random Forest menunjukkan performa keseluruhan yang sangat
stabil dan tinggi di ketiga dataset, dengan rata-rata akurasi 97.16%, sensitivitas
96%, spesifisitas 97.33%, dan F1 score 95.72%, menjadikannya model yang paling
robust di antara keempat model yang diuji. Random Forest juga memiliki performa
yang superior dan stabil untuk seluruh konfigurasi kanal pada percobaan khusus
dataset Siena. Dari hasil, kanal tunggal Fp1 dan 5 kanal hasil channel importances
sudah memberikan informasi yang cukup untuk mencapai performa yang baik.
Namun, metode optimasi kanal menggunakan NSGA-II secara umum memberikan
hasil yang lebih unggul dengan F1 score 99.09% pada konfigurasi NSGA-II 5 kanal
menggunakan model Random Forest.
Perpustakaan Digital ITB