Kekeringan merupakan salah satu bencana hidrometeorologi di Indonesia yang
dampaknya diperparah oleh variabilitas iklim global seperti El Niño-Southern
Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD). Bencana ini secara signifikan
mengancam sektor vital seperti pertanian, ketahanan pangan, dan ketersediaan
sumber daya air bersih. Kebutuhan akan sistem peringatan dini yang akurat menjadi
sangat mendesak untuk mitigasi risiko tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan dan mengevaluasi model prediksi kekeringan
jangka pendek yang andal menggunakan algoritma Machine Learning.
Metodologi penelitian ini menggunakan algoritma Random Forest Regressor
dengan data iklim bulanan dari reanalisis ERA5, serta indeks ONI dan DMI periode
1984–2024. Nilai Standardized Precipitation Index pada skala 1 dan 3 bulan (SPI-
1, SPI-3) digunakan sebagai variabel target yang akan diprediksi. Model dilatih dan
dioptimasi secara terpisah untuk lima provinsi studi kasus yang dipilih untuk
mewakili keragaman iklim Köppen di Indonesia. Validasi model dilakukan secara
ketat menggunakan skema Time Series Cross-Validation (TSCV) untuk menjaga
urutan waktu dan mencegah bias.
Hasil evaluasi menunjukkan kinerja model yang sangat tinggi, dengan nilai
Koefisien Determinasi (R2) pada periode validasi berada di rentang 0,92 hingga
0,99. Analisis multi-horizon mengungkap adanya dua klaster kinerja yang berbeda
secara fundamental, dengan kinerja sangat tinggi di klaster Jawa dan NTT (R2 >
0,80), namun terbatas di Kalimantan Barat dan Sulawesi Selatan (R2 ? 0,3–0,5).
Lebih jauh lagi, analisis feature importance mengungkapkan bahwa model secara
cerdas menerapkan strategi prediksi ganda (berbasis curah hujan untuk SPI-1 dan
persistensi untuk SPI-3) serta mampu beradaptasi dengan iklim lokal. Penelitian ini
menyimpulkan bahwa Random Forest adalah metode yang sangat akurat dan dapat
diinterpretasikan, dengan potensi operasional yang kuat untuk diintegrasikan dalam
sistem peringatan dini nasional.
Perpustakaan Digital ITB