COVER Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
DAFTAR PUSTAKA Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN Nur Elinda Wati
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Devi Rahmattiani
» Gedung UPT Perpustakaan
Sampah menjadi masalah global, termasuk di Indonesia. Pada 2023, Indonesia menghasilkan 15.464.683,44 ton sampah, dengan 31,69% tidak terkelola. Sampah yang tidak terkelola dapat menimbulkan kontaminasi pencemaran logam pada jenis sampah organik dan anorganik lainnya. Saat jenis sampah organik tercemar logam dimanfaatkan sebagai kompos, logam berat seperti Zn, Pb, dan Cd dapat mencemari tanah dan memengaruhi tanaman seperti kangkung (Ipomoea reptans). Zeolit, sebagai adsorben dan penukar ion, berpotensi meremediasi tanah tercemar logam berat. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ukuran partikel zeolit dalam meningkatkan kualitas tanah dan penyerapan logam baik di tanah maupun di tanaman. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan 12 perlakuan kombinasi dosis pupuk (0, 15, 20, 25 ton/ha) dan jenis zeolit (tanpa, mikro, makro). Parameter yang diamati meliputi pH, suhu, kelembaban, kadar air, bulk density, porositas, KTK, serta kandungan Pb dan Zn di tanah dan tanaman. Hasil menunjukkan bahwa pada tanah tercemar Zn, P0Z2 (tanpa pupuk; zeolit makro) menghasilkan pH tertinggi 6,43. Suhu dan kelembaban optimal (24–25°C dan 82,50%) terjadi pada P2Z2 (pupuk 25 ton/ha; zeolit makro). Kadar air optimal (67,09%) terdapat pada P3Z0 (pupuk 25 ton/ha; tanpa zeolit). Pada tanah Pb, perlakuan P1Z1 (pupuk 15 ton/ha; zeolit mikro) menghasilkan pH 5,90–5,95, dengan suhu dan kelembaban stabil di P2Z1 (pupuk 20 ton/ha; zeolit mikro). Kadar air optimal (81,7%) pada P3Z1 (pupuk 25 ton/ha; zeolit mikro). Zeolit mikro mampu meningkatkan KTK dan lebih efektif mengimobilisasi Pb di tanah. Zeolit makro mampu menahan Zn lebih baik (67,63 ppm) dibanding zeolit mikro (48,43 ppm). Zeolit mikro mampu menurunkan Pb dalam tanah lebih efektif (120,50 ppm) dibanding zeolit makro (182,50 ppm) dan tanpa perlakuan zeolit (205,50 ppm). Namun, pada tanaman, kadar Pb yang terdeteksi tetap melebihi ambang batas aman konsumsi (SNI 7387:2009) pada seluruh perlakuan zeolit, termasuk mikro (9 ppm), makro (7,25 ppm), maupun tanpa zeolit (3 ppm), menunjukkan bahwa zeolit tidak efektif menurunkan akumulasi Pb dalam jaringan tanaman kangkung. Ukuran partikel zeolit berpengaruh terhadap kualitas tanah dan kemampuan imobilisasi logam berat di tanah, tetapi belum efektif menurunkan kadar Pb dalam tanaman ke tingkat aman konsumsi. Zeolit makro efektif menahan Zn di tanah, sedangkan zeolit mikro lebih efektif menurunkan Pb dalam tanah dan meningkatkan KTK.
Perpustakaan Digital ITB